Jagad Aneh
Jelang Kunjungan Pejabat Tiongkok, Jalanan Hongkong Dilem, Ternyata Ini Tujuannya!
Bayangkan saja, pihak berwenang sampai memberikan cairan perekat di antara batu jalanan atau paving jalanan kota tersebut.
Penulis: Aji Bramastra | Editor: Aji Bramastra
SURYAMALANG.COM - Ada-ada saja antisipasi keamanan yang dilakukan pihak berwenang di Hong Kon, jelang kunjungan pejabat asal Tiongkok.
Bayangkan saja, pihak berwenang sampai memberikan cairan perekat di antara batu jalanan atau paving jalanan kota tersebut.
Apa tujuannya? Agar warga Hong Kong yang melakukan demonstrasi tidak melepas paving itu untuk melempar para pejabat Tiongkok!
Dikutip AFP, Senin (16/5/2016), lem diberikan di sela-sela batu jalanan sekitar gedung konvensi tempat pejabat China, Zhang Dejiang, akan menyampaikan pidato dalam konferensi ekonomi pada Rabu mendatang.
Langkah ini dilakukan agar batu-batu itu tidak digunakan sebagai senjata dan dilempar ke arah aparat oleh para demonstran.
Polisi juga telah meletakkan barikade plastik berisi air dan pagar besi di jalan-jalan utama dan jembatan layang.
Kedatangan Zhang dari Beijing diperkirakan akan mengundang demonstran yang sebelumnya pada Februari lalu bentrok dengan polisi.
Saat itu, demonstran merontokkan conblock dan menggunakannya untuk melempari aparat.
Departemen tata kota Hong Kong mengatakan keputusan merekatkan batu jalanan adalah agar tidak jadi "sasaran vandalisme."
Jelang kedatangan Zhang, seorang warga Hong Kong dari kelompok pro-demokrasi ditangkap di Tiongkok pada Minggu lalu karena dituduh berencana menggunakan drone untuk menganggu kunjungan tersebut.
Zhang adalah pejabat paling senior dari pemerintah Komunis Tiongkok yang akan mendatangi Hong Kong dalam empat tahun terakhir.
Kunjungan ini dianggap sebagai cara Tiongkok meredam ketegangan dengan masyarakat Hong Kong.
Sementara, menurut aktivis Hongkong, tindakan antisipasi ini mereka anggap terlalu berlebihan.
"Menjauhkan pemrotes sangat konyol. Ini malah membuat kami seperti di Korea Utara. Zhang Dejiang datang untuk memahami situasi di Hong Kong namun pandangan matanya malah dihalangi," kata Sham Tsz-kit, aktivis dari Civil Human Rights Front. (*)