Malang Raya
Kreatif, Empat Mahasiswa Unisma Bikin Jam Anti Pecah Khas Malang
"Biasanya jam dinding kan dari plastik, kaca sehingga rawan pecah. Kami membuat dari kayu dan karet," jelas Ilmiatul Hasanah
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - "Jadian Yok Cah Malang" ternyata ada singkatannya. Yaitu jam dinding anti penyok dan pecah khas Malang. Itu kreasi mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) untuk PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) bidang kewirausahaan yang didanai Kemerinstek Dikti.
Mereka adalah Ilmiatul Hasanah, Ulfatul Munawaroh, Ainur Rofiq dan Friyan Dwi Kristanto. Semuanya mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi Unisma angkatan 2013 dan 2015.
Awalnya, mereka hanya membuat jam dinding. Namun kini sudah ada varian lain yaitu jam duduk karena cocok buat suvenir. Modelnya mengambil ikon tugu yang di atasnya ada bunga teratai di Idjen Boulevard Kota Malang.
"Biasanya jam dinding kan dari plastik, kaca sehingga rawan pecah. Kami membuat dari kayu dan karet," jelas Ilmiatul Hasanah kepada SURYAMALANG.COM di kampusnya, Senin (20/6/2016).
Bahannya dari kayu limbah meranti yang didapat dari tetangga anggota tim ini yang memiliki usaha mebel pembuatan lemari kayu di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Sebagian besar bahan jam dari kayu. Sedang untuk jamnya, ada lapisan karet. Untuk daya penggerak jam menggunakan baterai kecil.
"Dengan bahan ini, risiko rusak untuk pengiriman kecil," tutur dia.
Mengambil ikon tugu bunga teratai di Jl Ijen menurut mereka bagian dari membumikan kekhasan Malang.
"Rencana nanti juga akan ada topeng. Namun masih coming soon," jawab Ilmiatul.
Kegiatan mereka membuat PKM ini karena selama kuliah sudah dimasuki kewirausahaan.
"Masak gak bikin sesuatu. Yang bukan makanan namun benda yang tahan lama," cerita Ilmi yang bertugas sebagai marketing.
Akhirnya ada ide membuat jam dari kayu limbah. Sejauh ini, lanjutnya, dari 16 buah jam yang dibuat, sudah laku dua buah. Harganya Rp 85.000/buah. Untuk pengiriman, selain ada yang sudah dirakit jadi, juga bisa dirakit sendiri oleh pembeli.
Baut-baut bisa dilepas dan dipasang pembeli dengan diberi tutorialnya. Tentang kendala produksi, sejauh ini masih pada pembuatan teratainya. Sebab ada detil lekuknya dan belum memiliki alat sendiri.
Ditambahkan Ulfatul, mereka akan mengerjakan produksi saat senggang kuliah.
"Sebab kami masih aktif semua," jelasnya.
Pada 22 Juni 2016 nanti, tim PKM Unisma akan ikut monev ekternal dikti di UMM bersama tim PKM UMM.
"Untuk monev, kita mempersiapkan mental dan doa. Semoga presentasi kita lancar dan bisa ke pimnas," harapnya.
Untuk pemasaran, mereka ingin memanfaatkan instagram meski masih lewat IG masing-masing.
"Doain kita ya..?," pinta mereka.