Malang Raya
Penggunaan Vaksin di Kota Malang Masih Minim, Karena ini
"Kader posyandu pun sudah bekerja maksimal. Pelayanan imunisasi juga sudah bisa didapatkan di puskesmas atau posyandu,"
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURAMALANG.COM, KLOJEN - Jumlah balita tiap kelurahan di Kota Malang, Jawa Timur yang sudah tervaksin dengan benar masih minim. Data Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat, hanya 23 kelurahan dari total 57 kelurahan yang masuk dalam kategori Universal Child Immunization (UCI) atau kelurahan yang angka imunisasinya rata dan benar.
Beberapa wilayah yang tingkat imunisasinya masih sangat rendah antara lain, Kelurahan Tlogowaru, Lowokwaru, Sumbersari, Jatimulyo, Wonokoyo, Tulusrejo, Kedungkadang, dan Kota Lama. Sementara wilayah yang sudah masuk kategori UCI, misalnya, Kelurahan Tunggulwulung, Sawojajar, Madyopuro, dan Lesanpuro.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Asih Tri Rachmi mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya angka balita terimunisasi. Faktor paling utama adalah pemahaman masyarakat yang masih kurang.
Menurut Asih, masih banyak warga di Kota Malang yang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah ketimbang membawa sang anak ke Posyandu guna menjalani imunisasi.
"Kader posyandu pun sudah bekerja maksimal. Pelayanan imunisasi juga sudah bisa didapatkan di puskesmas atau posyandu. DI Kota Malang, ada 15 puskesmas, 1 rumah sakit bersalin, dan 650 posyandu. Khusus posyandu lokasinya tersebar di seluruh RW (Rukun Warga)," kata Asih kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (29/6/2016)
Untuk peningkatan penggunaan vaksin bagi balita ini, Dinkes akan mengoptimalkan keberadaan kader posyandu. Di beberapa wilayah di kota ini, para kader berperan cukup besar terhadap pertambahan jumlah balita yang terimunisasi. Mereka bertugas memberi pemahaman kepada warga yang masih enggan tentang pentingnya vaksin bagi balita.
Beredarnya vaksin palsu juga berpotensi membuat keyakinan warga untuk mengimunisasi anaknya berkurang. Kota Malang, Asih menyebut, masih aman dari penyebaran vaksin palsu. Setelah informasi keberadaan vaksin itu beredar, Dinkes sudah menggelar sulvei. Hasilnya, tak ditemukan vaksin palsu di seluruh rumah sakit dan klinik swasta.
“Sementara ini aman. Sudah kita survei di Melati Husada dan Hermina tidak ada (vaksin) yang palsu dan rumah sakit serta klinik di Kota Malang untuk imunisasi dasar banyak yang ambil dari Dinkes,” tambahnya.
Lurah Buring Agus Riwahyudi mengatakan, mengatakan, peran kader posyandu di kelurahan itu mengambil peran penting terhadap peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berimunisasi bagi balita. Kelurahan Buring termasuk kelurahan yang sudah masuk dalam kategori UCI.
“Dengan kerja sama yang tepat antara kader posyandu dan RT serta RW, kesadaran masyarakat untuk tahu pentingnya vaksin sudah meningkat,” kata dia, Rabu (29/6/2016).
Di luar itu, karakteristik masyarakat juga dinilai berpengaruh dari sisi sosialisasi.
Ia tak memungkiri, di wilayah Buring masih ada warga yang kukuh enggan mengimunisasikan anaknya karena berbagai alasan. Menurut dia, biasanya hal itu disebabkan oleh tingkat pendidikan dan tradisi lama.