Kediri
Pemkot Kediri Kehilangan Tanah Aset di Kelurahan Baluwerti
"Kami sudah memerintah pengembang untuk membongkar tanah uruknya. Lahannya harus dikembalikan seperti sediakala,"
Penulis: Didik Mashudi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Tanah aset Pemkot Kediri, Jawa Timur yang ada di Kelurahan Baluwerti diduga telah dicaplok pihak pengembang. Lahan yang tidak termasuk objek ruislag ini malahan sudah ditimbun tanah uruk.
Informasi yang dihimpun Surya, tahun lalu lahan sawah yang dicaplok pihak pengembang ini malahan masih dilelang untuk disewakan kepada masyarakat. Namun tahun ini lahannya sudah ditimbun tanah uruk.
Tanah aset Pemkot Kediri seluas 3.500 m2 ini tidak termasuk objek tanah yang telah diruislag oleh pihak pengembang. Lokasi lahannya memang terjepit di antara lahan perumahan PT SK Bangun Persada.
Lurah Baluwerti Najib Katuju saat dikonfirmasi Surya membenarkan ada lahan aset pemkot yang terlanjur ditimbun tanah uruk oleh pihak pengembang.
"Kami sudah melaporkan masalah ini ke pimpinan," ungkapnya.
Malahan sudah ada perintah dari pimpinan supaya tanah yang telah diuruk pengembang untuk dikembalikan seperti sediakala.
"Pihak pengembang Pak Oepoyo sudah menyanggupi untuk membongkarnya," ujarnya.
Hanya saja sampai saat ini masih belum ada realisasinya. "Kami belum tahu kenapa sudah sanggup membongkar, tapi belum direalisasi," ujarnya.
Sementara Asisten Pemerintahan Pemkot Kediri Mandung Sulaksono saat dikonfirmasi Surya membenarkan pihaknya telah memerintahkan pengembang untuk mengembalikan tanah pemkot yang terlanjur ditimbun tanah uruk.
"Kami sudah memerintah pengembang untuk membongkar tanah uruknya. Lahannya harus dikembalikan seperti sediakala," jelasnya.
Malahan pengembang juga sudah dipanggil dan menyatakan sanggup untuk membongkar tanah uruknya.
"Pengembang sudah sanggup mengembalikan. Kami masih tunggu realisasinya," ujarnya.
Lahan pengembang PT SK Bangun Persada juga masih bermasalah dengan warga. Karena pengurukan lahan perumahan telah mengurangi lahan resapan air. Warga khawatir rumahnya kebanjiran saat musim penghujan.
Pengurukan lahan perumahan juga diprotes petani karena pengembang juga menutup saluran air. Ada puluhan hektar sawah irigasi teknis yang terancam kekeringan.
Oepoyo Sarjono, dari pengembang PT SK Bangun Persada belum bisa dikonfirmasi Surya. Informasi stafnya yang bersangkutan masih bepergian ke luar negeri.