Blitar
Di Blitar, Tercatat Ada 280 Bocah Terserang Muntaber
"Rata-rata mereka kena muntaber sudah lima hari. Dalam kondisi sudah kritis, mereka baru dibawa ke rumah sakit"
Penulis: Imam Taufiq | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BLITAR - Orang tua harus bisa menjaga kondisi kesehatan anaknya di saat cuaca tak menentu seperti ini. Berbagai jenis penyakit bisa menyerang anak kecil kalau tak diantisipasi.
Di Kabupaten Blitar, saat ini ada 280 anak balita terserang muntaber. Saat ini, sebagian penderitanya masih dirawat di rumah sakit karena kondisinya masih kritis. Seperti di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, ada delapan anak. Mereka berasal dari Kecamatan Garum, enam anak, Kecamatan Kesamben, dua anak. Penderita lainnya, ada yang masih menjalani rawat jalan atau berobat ke dokter, dan di puskemas.
Jumlah penderita muntaber sebanyak itu terhitung mulai Senin (28/8/2016) kemarin sampai Jumat (2/9/2016) ini. Untuk hari ini saja, ada 24 anak, yang harus dirawat intensif karena kondisi masih kritis. Yakni, mereka masih sering muntah dan berak, sehingga tubuh lemas karena mengalami dehidrasi. Seperti Aji (5), balita asal Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Hafis, 18 bulan, dan Lia (4), keduanya asal Desa Talok, Kecamatan Garum. Mereka dirawat di RSUD Ngudi Waluyo.
"Rata-rata mereka kena muntaber sudah lima hari. Dalam kondisi sudah kritis, mereka baru dibawa ke rumah sakit karena dibawa ke bidan dan tak ada perubahan," kata dr Kuspardani, Kadinkes Kabupaten Blitar.
Menurutnya, penyakit muntaber itu mudah menular karena bila ada salah satu keluarga yang terkena, maka itu akan cepat menular ke anggota keluarga lainnya. Karena itu, ia menyarankan agar para orang tua harus pandai-pandai menjaga kebersihan anaknya. Di antaranya, anaknya harus sering-sering dicuci tangannya bila habis bermain.
"Selain itu, memang kondisi cuacanya kurang baik, kadang panas dan tiba-tiba hujan. Karena itu, kesehatan anak-anak harus dijaga. Bila bermain di luar, agar anak-anak dihindari bermain di lokasi becek. Dan, jangan lupa, orangtua harus sering-sering menguras bak kamar mandi," ungkapnya.
Ia menyarankan, agar orang tua bisa mengenali ciri-ciri penyakit muntaber. Di antaranya, ditandai dengan gejala kram pada perut dan ulu hati. Rasa sakit ini dapat berlangsung selama beberapa jam. Namun, gejala ini sulit dideteksi pada bayi karena hanya bisa menangis ketika merasakan perutnya sakit. Karena itu, yang paling mudah dikenali gejalanya, antara lain, bayi akan sering muntah. Biasanya muntahnya ini disertai dengan sering berak.
Bahkan bila penyakit muntaber semakin parah, maka kotoran yang keluar berupa cairan. Dalam kondisi seperti ini, kondisi balita terlihat sangat lemas karena kekurangan banyak cairan. Karena itu, si penderita muntaber bisa diberi larutan oralit untuk menggantikan cairan tubuhnya. Itu bisa dibuatkan dengan mencampurkan garam dan gula yang dilarutkan pada air minumnya
