Malang Raya

Tak Setuju Tower, Akses Jalan masuk Ditembok Warga

"Sejak ada tower, memang ada gesekan di warga. Awalnya ada beberapa warga yang menolak, kini tinggal dua kepala keluarga saja yang menolak tower ini,"

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Penolakan atas berdirinya tower jenis combat di Jl Binor Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur memicu persoalan sosial di masyarakat. Terjadi konflik antar warga.

Bahkan Roni Hamzah, salah satu penolak keberadaan tower itu, kini kesulitan masuk rumahnya. Dia, istri dan anak-anaknya harus melewati pemakaman di belakang rumahnya untuk bisa mencapai rumah di permukiman padat penduduk itu. Sebab, gang kecil untuk keluar masuk ke rumahnya ditembok sang tetangga.

"Sejak ada tower, memang ada gesekan di warga. Awalnya ada beberapa warga yang menolak, kini tinggal dua kepala keluarga saja yang menolak tower ini. Saya sama Pak Kusnanto," tutur Roni, Senin (5/9/2016).

Roni dan Kusnanto bersikukuh menolak karena sejumlah alasan. Mereka memikirkan keselamatan keluarga. Selain itu, tower yang berdiri di atas kotak genset beroda itu, tidak seharusnya berada di jalan tersebut.

Berdasarkan rekomendasi dari Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Malang, tower itu didirikan di Jl Memberamo. Jalan ini tidak jauh dari Jl Binor karena terhubung.

"Warga sana menolak, terus kok bisa pindah dan berdiri di sini," keluh istri Roni, Nurhayati.

Karena menolak itulah, mereka mendapatkan tekanan bahkan ancaman penutupan akses jalan. Ternyata benar, setelah tower berdiri di samping rumah Roni, jalan masuk ke rumahnya ditembok. Dari pantauan SURYAMALANG.COM, tembok itu terlihat baru karena baru dibuat sekitar tiga bulan lalu. Tembok setinggi sekitar 1,5 meter itu belum dilapisi semen, sehingga terlihat tatanan bata dan semen.

Untuk menuju rumah Roni, SURYAMALANG.COM harus melewati pemakaman dari pintu di salah satu gang di sebelah rumah Roni. Setelah masuk areal pemakaman, barulah masuk ke bagian belakang rumah Roni yang berpagar tembok, untuk memisahkan pelataran dan pemakaman.

"Anak-anak ya terpaksa lewat makam juga untuk sekolah, atau bermain. sepeda motor juga dititipkan di halaman rumah tetangga di gang yang hendak masuk ke makam," imbuh Nurhayati.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved