Blitar

3 Hari, Sopir dan Truk Terbenam Longsor Belum Berhasil Dievakuasi

"Lokasi truk yang tertimbun itu memang berada di tepi tebing, namun juga berada di tengah kali lahar. Sewaktu-waktu, bisa muncul lahar dingin,"

Penulis: Imam Taufiq | Editor: fatkhulalami
SURYA/Imam Taufiq
Petugas bersama warga masih berusaha mengevakuasi truk dan sopirmya yang tertimbun tanah longsor, Rabu (14/9/2016) 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Meski sudah tiga hari lalu tertimbun tanah longsor, namun truk nopol AG 8514 RH, yang dikemudikan Samsul Abidin (20), warga Dusun Ringin Putih, Desa Ringin Pituh, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, belum berhasil dievakuasi.

Termasuk, kondisi sopirnya juga belum diketahui karena terjebak dalam truk itu saat terjadi musibah itu.

Berbagai cara sudah dilakukan. Di antaranya, Rabu (14/9/2016) siang, petugas sudah mendatangkan tiga mesin diesel, untuk dipakai menyeprot gundukan tanah. Namun, karena tebalnya gundukan tanah yang menimbun truk itu, sehingga belum berhasil disingkirkan. Bahkan, bodi truk saja belum terlihat, apalagi mengetahui keadaan sopirnya.

"Tadi siang, tiga mesin diesel itu sudah kita hidupkan, untuk menyemprot tanah yang menimbun truk tersebut. Namun, itu belum berhasil karena tanahnya bercampur bebatuan dari bukit, sehingga sulit diurai dengan air," kata AKP Rusmin, Kapolsek Garum.

Cara itu dilakukan, menurut Rusmin, karena lokasinya sangat berbahaya sehingga tak mungkin dicangkul. Sebab, untuk mencangkul gundukan tanah yang menimbun truk itu, orang harus berada di atas gundukan tersebut. Sementara, kondisi tebing yang habis longsor itu terlihat masih labil, sehingga dikhawatirkan bakal terjadi longsor susulan.

"Dari pada membahayakan nyawa orang lain, mending kita lakukan cara penyemprotan, meski hasilnya tak maksimal," ungkapnya.

Bahkan, meski sekadar dilakukan penyemprotan, papar dia, itu pun tak bisa seharian penuh. Masalahnya, jika cuaca tiba-tiba mendung, petugas bersama warga harus secepatnya meninggalkan lokasi. Sebab, dikhawatirkan muncul lahar dingin.

"Lokasi truk yang tertimbun itu memang berada di tepi tebing, namun juga berada di tengah kali lahar. Sewaktu-waktu, bisa muncul lahar dingin dari Gunung kelud, jika terjadi hujan deras di lereng gunung itu," paparnya.

Karena itu, setiap hari dikerahkan banyak orang. Ada yang bagian mengevakuasi truk, dan ada yang mengawasi kondisi kali, terutama terkait munculnya lahar dingin.

"Memang, medannya sangat sulit. Untuk mencapai ke lokasi saja, jangankan kendaraan, pejalan kaki saja kesulitan. Sebab, selain jalannya bebatuan, yang berada di tepi bukit, juga sesekali melintas di kali," paparnya.

Seperti diberitakan, Minggu (11/9/2016) siang lalu atau sekitar 14.00 WIB, truk itu tertimpa tanah longsor saat melintas di aliran kali Lahar, Dusun Gunung Gedang, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum. Akibatnya, sopirnya tak sempat menyelamatkan diri karena truknya langsung tertimbun tanah bercampur bebatuan bukit.

Musibah itu berawal ketika korban hendak mengambil pasir sungai di kali lahar. Namun, sore itu tak ada pasir, sehingga ia kembali. Namun naas menimpanya.

Saat melintas di tepi sungai, tebing setinggi sekitar 50 meter yang berada di sisi baratnya, tiba-tiba longsor. Begitu longsor, tanah bebatuan itu langsung menimpa truk korban, hingga membuat truk itu langsung bertimbun tanah.
Penyebab tebing itu longsor belum diketahui karena sore itu tak ada hujan. Namun diperkirakan, itu karena tergerus akibat bebatuan yang ada di bawah tebing itu sering diambil, untuk dijual pasirnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved