Malang Raya
Berkat Aplikasi "Panic Button" Bikinan Polres Malang Kota, Maling Secara Cepat Bisa Ditangkap
"Ini bukti respon masyarakat dalam memanfaatkan aplikasi ini. Kami juga terus menyosialisasikan aplikasi ini baik ketika jagongan,"
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sebanyak 580 panggilan darurat dari warga melalui aplikasi panic button on hand (PBoH) Polres Malang Kota selama 11 bulan terakhir. Aplikasi layanan polisi untuk masyarakat ini diluncurkan jajaran Polres Malang Kota 22 Oktober 2015 lalu.
Selama itu hingga Rabu (21/9/2016) diketahui ada 580 panggilan darurat. Panggilan yang masuk terdiri dari berbagai kondisi darurat, seperti pengeroyokan, pengrusakan, pencurian, juga kemacetan lalu lintas dan kecelakaan.
"Memang ada yang coba-coba, artinya mengetahui sejauh mana kecepatan respon anggota Polres Malang Kota ketika ada panggilan darurat melalui aplikasi ini," ujar Kasubag Humas Polres Malang Kota AKP Nunung Anggraeni, Rabu (21/9/2016).
Meski ada yang hanya mencoba, tidak sedikit yang memanfaatkan secara serius aplikasi ini. Seperti yang terjadi pada Rabu (21/9/2016) sore sekitar pukul 16.00 Wib. Panggilan darurat ini datang dari seorang guru SMP Brawijaya Jl Cipayung Kota Malang.
Seorang guru bernama M Arif (31) memencet aplikasi panggilan darurat di fitur 'help' panic button. Sekitar lima menit dari panggilan itu, polisi mendatangi sekolah itu.
Ternyata di sekolah itu, telah diamankan seorang laki-laki berinisial AS (47) yang diduga telah mencuri laptop dan dompet di sekolah itu pada 5 Januari 2016.
Arif mengenali AS berdasarkan rekaman kamera pengintai di sekolah itu. Ceritanya, AS mendatangi sekolah itu dari gerbang SMA Brawijaya. Satpam mengetahui kedatangan AS. AS beralasan hendak ke bagian tata usaha sekolah itu. Karena hendak tutup, satpam membawa masuk AS melalui pintu gerbang SMP Brawijaya.
Satpam membawanya kepada Arif. Arif rupanya menghafal wajah pencuri laptop dan dompet yang terekam di kamera pengintai pada 5 Januari lalu. Tak menunggu lama, Arif pun memencet aplikasi panic button. Polisi berdatangan. AS dibawa dan diperiksa di Mapolsek Klojen.
"Ini bukti respon masyarakat dalam memanfaatkan aplikasi ini. Kami juga terus menyosialisasikan aplikasi ini baik ketika jagongan, juga di sekolah dan kampung-kampus," ujar Kapolres Malang Kota AKBP Decky Hendarsono.
Ia berharap masyarakat lebih banyak mengunduh dan memasang aplikasi berbasis andorid itu di ponsel mereka. Sehingga ketika ada kondisi darurat, warga secara cepat meminta tolong. Polisi pun secara cepat merespon panggilan darurat tersebut.
Semua jajaran di Polres Malang Kota dan lima polsek di Kota Malang, lanjut Decky, juga diminta menyosialisasikan aplikasi itu. Harapannya lebih banyak masyarakat memasang aplikasi tersebut.
Aplikasi panic button on hand memiliki lima fitur yakni 'help', pengaduan, kritik dan saran, layanan polisi, dan malang kota news. Panggilan darurat dilakukan melalui fitur 'help' alias tolong.
Jika ada panggilan permintaan tolong itu, sedikitnya 20 personel langsung meluncur. Mereka terdiri dari tim Chip, tombak, juga jajaran Polsek setempat, dan Inafis Polres Malang Kota.