Malang Raya
Hebat! Siswa Menabung Sampah Demi Biaya Pendidikan di SMKN 6 Malang
"Ini sebenarnya sudah berlangsung sejak dua bulan. Sekarang, siswa masih proses menambung. Jadi belum bisa diambil misalkan untuk bayar SPP,"
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG - Gerakan menabung dari sampah untuk biaya pendidikan digiatkan di SMKN 6 Kota Malang. Launching acara itu digelar, Jumat (30/9/2016) dan dihadiri Agus Edi Putranto, Kepala BLH Kota Malang, Kepala Dinas Pendidikan Zubaidah dan dr Gamal Albinsaid, peraih Kalpataru.
Kegiatan juga diisi dengan peresmian Bank Sampah Sekolah (BSS) Aksata.
"Ini sebenarnya sudah berlangsung sejak dua bulan. Sekarang, siswa masih proses menambung. Jadi belum bisa diambil misalkan untuk bayar SPP," jelas Dra Dwi Lestari MM, Kepala SMKN 6 Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM di sela acara, Jumat (30/9/2016).
Sehingga siswa yang menabung sampah akan mendapatkan buku tabungan. Data di buku itu berisi catatan barang yang ditabungkan. Misalkan 1 kg kertas.
Uang dari hasil penjualan sampah di bank sampah selanjutnya akan disimpan di bank. Sampah setelah dipilah dijual di bank sampah milik Pemkot Malang.
"Sosialisasi adanya ini sudah kita sampaikan ke wali murid kelas 10 dan 11. Nanti pada 8 Oktober 2016 akan kita sampaikan ke wali kelas 12," tandasnya.
Menurut wanita berhijab ini, latar belakang penyelenggaraanya selain karena sekolah adiwiyata, juga dari evaluasi banyak siswa belum membayar SPP Rp 175.000 per bulan.
Sehingga perlu dicarikan solusinya. Memang ada bantuan guru lewat GNOTA (Gerakan Nasional Orangtua Asuh) Rp 50.000/guru. Atau bantuan dari pemerintah. Namun tidak bisa semuanya tercover.
Ia berharap, langkah seperti ini bisa diinisiasi sekolah lain. Sehingga bisa memberikan solusi biaya pendidikan siswa.