Probolinggo
Taat Pribadi Diduga Terlibat dalam Kepengurusan Yayasan Amalillah, Ini Kata Kapolres Probolinggo
Uang yang diperkirakan berjumlah miliaran hingga triliuan hasil dari sumbangan ini tidak disalurkan ke masyarakat
Penulis: Galih Lintartika | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO – Taat Pribadi, pengasuh, pemilik sekaligus guru besar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo dikabarkan sempat menjadi pengurus Yayasan Amalillah, sebelum akhirnya membuat padepokan sendiri.
Informasi di lapangan menyebutkan, bahwa Taat sempat menjadi pengurus Amalillah di tingkat Jawa Timur sekitar tahun 2000 an. Yayasan Amalillah pertama kali didirikan tahun 1999. Saat itu, komando yayasan ini diketuai oleh Raden Aiyon Suharis Restuningrat alias Agus Winarto.
Dari data yang ada, sepak terjang yayasan ini sedikit menyimpang. Aktivitas yayasan ini adalah menggalang dana dari sejumlah orang yang minat dan memiliki uang. Modusnya, setelah yayasan ini mendapatkan uang, mereka akan membantu masyarakat yang tidak memiliki modal. Mereka akan memberikan sedikit bantuan dalam bentuk modal kerja.
“Yayasan ini sempat akan menaikkan haji orang-orang yang tidak memiliki uang, dengan sistem pinjaman,” kata sumber di internal kepolisian.
Sumber mengatakan, ternyata semua itu hanya tipuan semata. Uang yang diperkirakan berjumlah miliaran hingga triliuan hasil dari sumbangan ini tidak disalurkan ke masyarakat. Indikasi terkuat, uang itu digunakan oleh sejumlah petinggi termasuk pengurus yayasan.
“Ini hanya modus penipuan dan penggelapan dana saja,” tuturnya.
Sekadar diketahui, di tahun 2006 sampai 2008, sejumlah pengurus Yayasan Amalillah di Indonesia ditangkap polisi atas laporan penipuan dan penggelapan dari masyarakat. Tahun 2008, tepatnya bulan April, Raden Aiyon sebagai pimpinan Amalillah ditangkap Polda Jabar. Selanjutnya, ia ditahan, dan tahun 2015 yang bersangkutan dikabarkan meninggal dunia.
Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin tidak menampik adanya informasi tersebut. Saat ini, pihaknya sedang mendalami sejauh mana keterlibatan Taat Pribadi dalam yayasan tersebut.
“Kami masih dalami itu, karena sementara kami mendapatkan informasi setelah ketua yayasan ini ditangkap, Taat beralih dan merintis dengan mendirikan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini,” katanya saat dihubungi, Rabu (12/10/2016) sore.
Dia mengatakan, jika memang terlibat dalam kasus di yayasan Amalillah, maka Taat Pribadi akan terancam dengan jerat hukum yang semakin dalam. Saat ini, status Taat sudah menjadi tersangka atas kasus dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Abdul Gani dan Ismail, dua mantan pengikutnya serta dugaan penipuan dan penggelapan.
“Kami lihat saja nanti, ini masih dalam proses penyelidikan polisi,” tutupnya.