Ngawi
Pengikut Kanjeng Dimas Ini Meninggal dengan Tubuh Banyak Luka Lebam
“Kami tidak sempat bertanya identitas empat orang yang mengantar jenazah Sumarno,” kata Perangkat Desa Babadan, Sukardiono.
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, NGAWI - Satu lagi pengikut Kanjeng Dimas Taat Pribadi meninggal tidak wajar. Kali ini warga Ngawi, Sumarno (54) yang meninggal tidak wajar di Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Belum diketahui kapan dan penyebab Sumarno meninggal dunia. Jenazah korban diantar pulang oleh empat pengikut Kanjeng Dimas. Jenazah Sumarno baru dimakamkan di TPU Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi pada Rabu (12/10/2016).
Perangkat Desa Babadan, Sukardiono mengatakan keluarga tahu Sumarno meninggal tidak wajar saat memandikan jenazah korban. Ada beberapa luka lebam di tubuh korban. Mulut korban juga mengeluarkan darah.
Kedatangan jenazah korban membuat keluarga dan warga kaget. Keluarga dan warga langsung mengurus jenazah korban.
“Kami tidak sempat bertanya identitas empat orang yang mengantar jenazah Sumarno,” kata Sukardiono, Sabtu (15/10/2016).
Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, almarhum Sumarno dan istrinya, Sutarni bergabung di Padepokan Dimas Kanjeng sejak 2013 lalu. Sumarno banyak menghabiskan waktunya di Padepokan. Sedangkan Sutarni memilih menetap di rumah.
Sumarno telah merekrut beberapa anggota baru. Saat meninggal dunia, Sumarno telah menyerahkan uang sebesar Rp 27 juta kepada Kanjeng Dimas. Uang ini dihimpun dari anggota yang telah direkrut oleh Sumarno.
Keberhasilan inilah yang membuat Sumarno menempati posisi sebagai prajurit di Padepokan Dimas Kanjeng. Menurut Sukardiono, peraturan di Padepokan sangat ketat. Seluruh pengikut dilarang membawa ponsel, terutama prajurit seperti Sumarno.
Keluarga sudah sering berusaha mengubungi Sumarno melalui ponselnya. Tapi ponsel Sumarno selalu tidak aktif.
“Tiba tiba ada kabar dia (Sumarno) meninggal. Apa tidak mencurigakan,” tambahnya.