Malang Raya

Jalani Profesi Ganda, Jadi Dosen dan Sinden, Ratna Fajarwati Sangat Menikmati Dunia yang Digelutinya

Selain menjadi dosen di Universitas Raden Rahmad (Unira) Kepanjen, Kabupaten Malang, Fajar juga seorang sinden dan penari tradisional

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Ratna Fajarwati Meditama Syafi’i Ananta, dosen Universitas Raden Rahmad (Unira) Kepanjen, Kabupaten Malang 

SURYAMALANG.COM - Tak mudah menjalani dua profesi yang sama-sama membutuhkan waktu untuk dijalani secara serius. Tetapi bagi Ratna Fajarwati Meditama Syafi’i Ananta (26), ia bisa taklukkan semuanya.

Selain menjadi dosen di Universitas Raden Rahmad (Unira) Kepanjen, Kabupaten Malang, Fajar juga seorang sinden dan penari tradisional. Ia menggeluti dunia sinden sekitar tiga tahun yang lalu.

Meskipun begitu, ia menjalani kedua profesi itu dengan mulus dan bisa berbagi waktu. Dosen Teknik Mesin ini tetap mengutamakan yang namanya mendidik. Bahkan, ia beranggapan, bahwa dengan menjadi sinden ia bisa mendidik masyarakat perihal gending-gending Jawa.

“Ya meskipun jadi sinden dan penari ini bukan saya anggap sebagai profesi utama saya, tetapi dengan menjadi sinden, masuk ke dalam profesi saya. Mendidik. Bisa mendidik melalui gending-gending Jawa, kalau diterjemahkan bisa memiliki makna mengajarkan nilai-nilai budi pekerti luhur,” kata dia.

Alumnus Universitas Negeri Malang (UM) Pendidikan Teknik Mesin ini, menambahkan, menjadi penari juga bisa mendidik dari segi gerakan. Bagaimana gerakan penari yang memiliki makna kental kebudayaan suatu daerah. Tatkala ia juga beranggapan, makna yang paling dalam ialah rasa syukur.

Selain itu, ternyata, ia juga aktif di organisasi kesenian di Kota Malang yaitu PADAKANUSA (pedalangan, karawitan nunggal rasa), HPK (himpunan pemuda karawitan), dan juga ikut menjadi anggota di Malang Willys Club (MWC). Di bidang pengalamannya, ia juga pernah menjadi pengajar tari di negeri seberang.

“Tahun 2015 saya pernah mengajar tari tradisional di Malaysia, peserta didiknya adalah warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia. Rasanya mengajar budaya tradisional di negera orang itu mengajarkan bahwa di manapun kita berada, tidak boleh melupakan yang namanya budaya sendiri. Kalau perlu selalu mengingat dan memperkenalkan budaya kita ke luar,” pungkas kelahiran 8 November ini. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved