Malang Raya

Cuma Rp 3 Ribu Saja, Kalian Bisa Nikmati Wisata Dayung Suwereg Buring di Kota Malang

“Kendala lain itu ialah sampah. Karena ini kali irigasi, dan selalu ada sampah yang terbawa arus ke sini"

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Pengunjung sedang bermain kano di Wisata Dayung Suwereg Buring di Kota Malang 

SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG - Sintiya Maulidiya (13) terlihat asik menaiki perahu kano, di Wisata Dayung Suwereg Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Minggu (13/11/2016), sekitar pukul 10.00 WIB.

Ia terlihat mahir menggunakan perahu dayung kano itu. Arus Kali Anyar saat itu mengarah deras air ke arah timur. Namun, Sintiya mampu mendayung perahu kano kembali ke titik awal. Tak hanya Sintiya, ada juga beberapa anak yang rata-rata mereka berusia 10 tahun hingga belasan tahun menikmati wisata baru ini.

“Saya sering ke sini sama teman-teman. Asik di sini bisa main air sama berenang sehabis pulang sekolah. Gak dalam juga airnya, jadi aman buat berenang sama belajar mendayung,” kata dia seusai mendayung.

Sejak akhir Agustus, ada seorang pemilik usaha pembuatan Kano menghibahkan tiga kano untuk warga Kelurahan Buring RT 4 RW 3. Akhirnya, dari pihak warga menyerahkan kepada Karang Taruna untuk menjadikan perahu Kano itu sebagai alat wisata.

Akhirnya, dibuatlah Wisata Suwereg di Kelurahan Buring. Tak sulit menemukan lokasi ini, apabila melewati Jalan Mayjen Sungkono arah Gor Ken Arok dari Kota Malang, di sisi kiri jalan ada tulisan Wisata Air Perahu Dayung Kali Suwereg.

Untuk menikmati wisata ini tak perlu merogoh kocek banyak, hanya Rp 3000 saja sudah bisa menikmati derasnya aliran sungai ini. Dalam sehari, yang mengunjungi wisata ini bisa mencapai hampir 100 orang. Meskipun didominasi pengunjung anak-anak saja. Namun, mereka harus rela mengantre, karena hanya ada 3 perahu kano saja.

Hadi Purnomo, pengelola wisata air Suwereg, mengatakan, pihaknya tetap mengamati dan mendampingi mereka yang ingin menaiki dan mendayung perahu kano ini. Meskipun, terlihat ada beberapa anak-anak yang dibiarkan menaiki perahu sendiri, itu artinya mereka bisa berenang.

“Kami ada pelampung karet. Tetapi anak-anak di sini atau mereka yang sudah siap untuk berwisata di sini, rata-rata sudah bisa berenang. Kalaupun tidak bisa berenang, kami dampingi dan kami pantau dan kami beri baju pelampung,” kata dia.

Selain itu, jika mengunjungi lokasi wisata ini, dan melihat ke arah timur, masih ada pemandangan yang kurang sedap dipandang. Yakni masih ada beberapa warga yang mencuci bahkan mandi di kali ini.

Diakui Hadi, karena masih tiga bulan berjalan, masih banyak yang perlu diperbaiki. Nantinya, wisata yang memanfaatkan kali sepanjang 500 meter ini, akan difokuskan dan akan diperbaiki. Bahkan, pihaknya jugag sudah mengajukan proposal ke Pemerintah Kota Malang untuk medapatkan bantuan wisata yang baru diberjalan tiga bulan ini.

“Kendala lain itu ialah sampah. Karena ini kali irigasi, dan selalu ada sampah yang terbawa arus ke sini. Dan untungnya sampah itu menumpuk di pojok, tidak sampai ke tengah-tengah dan mengganggu wisatawan,” tutur dia. Solusi yang selalu dilakukan oleh Karang Taruna yakni membersihkan sampah-sampah setiap sore hari.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved