Kediri
Meski Didemo, Pemkot Kediri Tetap Lanjutkan Penggusuran Bekas Lokalisasi Semampir
Warga Semampir tetap bersikukuh meminta Pemkot Kediri untuk menunda dan membatalkan tahapan penggusuran warga RW 5 Semampir
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Demo ratusan warga tidak menyurutkan tekat Pemkot Kediri untuk meneruskan rencana penggusuran di lahan eks Lokalisasi Semampir. Pemkot tidak akan membatalkan tahapan penggusuran yang telah ditentukan.
Sikap Pemkot Kediri untuk meneruskan rencana penggusuran disampaikan Asisten Sekkota Kediri, Maki Ali, kepada perwakilan warga RW 5 Semampir yang demo ke Balai Kota Kediri.
Menyusul jawaban yang diberikan Pemkot Kediri sempat membuat suasana dialog memanas. Apalagi dalam penjelasannya, Maki Ali juga menyampaikan Pemkot Kediri tetap bersikukuh meneruskan rencana penggusuran dan pembersihan rumah warga.
"Pemkot Kediri sampai hari ini belum ada niatan untuk mencabut surat pemberitahuan kepada warga Semampir. Sehingga prosesnya terus berjalan," tandasnya.
Maki Ali juga menjelaskan, isi surat yang dikirimkan perwakilan warga Semampir pada 21 November 2016 bukan surat permintaan untuk pencabutan surat pemberitahuan, tapi surat pemberitahuan untuk menghargai proses hukum yang sedang berjalan di PTUN Surabaya.
Surat pemberitahuan kepada warga merupakan tindaklanjut dari sosialisasi yang telah dilakukan Pemkot Kediri kepada masyarakat yang tinggal di RW 5 Kelurahan Semampir.
Sesuai tahapan sosialisasi, batas akhir dari pembongkaran bangunan rumah warga ditetapkan pada 9 Desember 2016. Karena pada 10 Desember 2016 bakal dilakukan pembongkaran bangunan.
Sementara Imam, salah satu wakil warga Semampir tetap bersikukuh meminta Pemkot Kediri untuk menunda dan membatalkan tahapan penggusuran warga RW 5 Semampir.
"Sikap warga tetap tunda penggusuran," tandasnya.
Imam juga menyikapi penjelasan terkait kata-kata ‘pembersihan’ lahan di eks lokalisasi yang disampaikan Asisten Sekkota. Karena yang tinggal di eks Lokalisasi Semampir juga ada panti asuhan anak yatim dan kelompok pengajian.
Usai berdialog dengan warga, ratusan warga Semampir akhirnya membubarkan diri. Rencana warga untuk salat Jumat dan menginap di Balai Kota diurungkan.