Travelling
Aneh, Daratan ini Mendadak Muncul dari Laut, Kini Jadi Kunjungan Wisata di Kendal
Sekitar empat tahun lalu, muncul secara mendadak daratan yang terbentuk dari pasir yang terbawa gelombang laut.
SURYAMALANG.COM - Isna Khorida, alumnus sekolah keperawatan di Semarang tertarik datang ke Pulau Tiban yang berlokasi di Desa Kartika Jaya, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal lantaran mendengar cerita dari temannya.
Menurut Isna, Pulau Tiban kini menjadi primadona wisata di Kendal. Ia pun mengiyakan ajakan temannya untuk menyambangi wisata baru ini.
“Kata adikku, ini wisata baru yang lagi digemari masyarakat Kendal. Mumpung di rumah tidak ada kerjaan, mending jalan-jalan ke sini,” ujar gadis yang bertempat tinggal di desa Tanjung Mojo, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.
Dari arah Kecamatan Cepiring, Kendal, setelah jembatan Sungai Bodri, pengunjung belok kiri menuju arah Purwosari. Setelah itu, ikuti jalan hingga menemui pertigaan Wonosari.
Kemudian ambil jalan ke kiri menuju Desa Kartika Jaya Patebon. Dari situ, akan ada papan penunjuk yang mengarahkan pengunjung.
Bila pengunjung sudah menemui proyek pembangunan Lapas kelas II B Kendal, itu artinya sebentar lagi akan tiba di pulau Tiban, sekitar dua kilometer dari lapas.
Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kartika Jaya, Tarjum mengungkapkan, pulau tiban pertama kali dibuka sebagai objek wisata pada tanggal 28 November 2014. Pulau Tiban kini dikelola Pokdarwis yang melibatkan masyarakat desa setempat.
Digandeng pula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kendal untuk mempromosikan wisata ini.
Tarjum menceritakan, Pulau Tiban dahulu merupakan laut lepas yang tidak berpantai.
Sekitar empat tahun lalu, muncul secara mendadak daratan yang terbentuk dari pasir yang terbawa gelombang laut.
Mulanya, daratan itu hanya sepanjang 50 meter. Daratan itu kemudian ditanami pohon cemara. Dari tahun ke tahun, panjang daratan kian bertambah seiring banyaknya endapan pasir yang terkumpul. Pohon cemara yang ditanam pun ikut ditambah.
Kini, pulau Tiban merupakan daratan sabuk pantai dengan ukuran panjang kira-kira satu kilometer.
“Panjang pulau seperti sekarang ini baru satu tahun belakangan,” ujar Tarjum. Tarjum sendiri merupakan penggagas dibalik lahirnya nama Pulau Tiban. Sebenarnya, keberadaan pulau Tiban tidak semendadak seperti yang dibayangkan para pengunjung. Nama itu dipilih untuk memantik rasa penasaran masyarakat.
Untuk mencapai pulau ini, pengunjung harus menumpang perahu dari dermaga sungai Ringin. Terdapat dua jenis perahu yang dioperasikan untuk mengantar jemput penumpang yakni perahu kayu dan speedboat.
Jumlah perahu kayu sendiri ada lima, sedangkan speedboat hanya ada satu. Perahu berkapasitas 15-20 orang ini siap mengangkut penumpang yang ingin berwisata di Pulau Tiban.