Indonesia Soccer Championship
Arema Belum Bisa “Move On” Terkait Kasus Pemain Bali United Nemanja Vidakovic
Para pemain Arema turut mempertanyakan kehadiran pemain asing klub Bali United di laga pekan 31 ISC A itu.
Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Simpang siur informasi dan data terkait status pemain Bali United, Nemanja Vidakovic di laga Sabtu, (3/12/2016) ternyata sempat mengganggu mental pemain Arema Cronus.
Para pemain Arema turut mempertanyakan kehadiran pemain asing klub Bali United di laga pekan 31 ISC A itu. Tapi pelatih Arema Cronus memastikan masalah itu sudah tidak lagi mempengaruhi kesiapan tim menghadapi laga lanjutan.
Asisten pelatih Arema Cronus, Joko Susilo mengungkapkan bila pemainnya turut emosi ketika mengetahui status Vidakovic yang seharusnya mendapat larangan bermain, tapi tetap diturunkan di pertandingan. Kegelisahan pemain itu pun sudah langsung dilanjutkan oleh pelatih dan manajemen Arema pada operator kompetisi.
“Memang pemain terpengaruh, tapi sifatnya hanya spontanitas saja. Sama seperti ketika pemain protes wasit di lapangan. Tapi kami tegaskan sudah sampai batas itu saja tidak boleh terus larut terbawa,” ungkap Gethuk, panggilan Joko Susilo, Senin (5/12/2016).
Tim pelatih menetralisir sikap pemain dengan menyampaikan sikap manajemen dan penjelasan dari pihak PT GTS.
“Wajar kalau pemain kami juga protes. Kami lakukan dengan benar. Menanyakan secara prosedural, manajemen juga tanya resmi, kami bisa menjelaskan ke pemain, ya sudah,” tambah Gethuk.
Sebagai pelatih ia berharap permasalahan sanksi larangan bermain karena akumulasi kartu kuning hendaknya diperhatikan semua pihak, khususnya operator kompetisi. Pihak Arema Cronus akan terus mengumpulkan informasi dan data terkait catatan pemberian kartu kuning bagi Vidakovic, untuk mengetahui kondisi sebenarnya.
“Pasti adalah data atau bahkan video-vdeo pertandingannya, bisa dilacak dan kami akan memantau perkembangannya. Kalau memang benar salah catat ya kami akan terima, tapi kalau ada kesalah prosedur ya seharusnya ada kebijakan, kita harus sportif,” tegas pelatih asal Cepu itu.