Kilas Balik Malang
Terpopuler 2016 : Karena Ada Acara ini, Wali Kota Sampai Larang Orang Datang ke Malang
Berita ini menjadi berita Malang terpopuler. Apa penyebabnya? Mengapa larangan hanya berlaku pada tanggal itu?
Malang memang kota wisata.
Tak heran, setiap weekend atau akhir pekan, jalan menuju dan keluar dari kota ini selalu macet, dipenuhi pengunjung yang datang untuk berlibur.
Nah, ada yang menarik pada bulan Maret 2016.
Wali Kota Malang, Muhammad Anton atau Abah Anton, sampai-sampai mengeluarkan himbauan kepada masyarakat, untuk tak berlibur ke Kota Malang pada 25 dan 26 Maret 2016.
Berita ini menjadi berita Malang terpopuler di SURYAMALANG pada bulan Maret 2016.
Apa penyebabnya?
Mengapa larangan hanya berlaku pada tanggal itu?
Pembaca, mengenang kilas balik Malang di SURYAMALANG ada Maret 2016, kami sajikan kembali berita tersebut :
SURYAMALANG.COM - Pemerintah Kota Malangmengimbau agar warga luar Kota Malang tak berlibur atau tak melewati wilayahnya pada 25 dan 26 Maret 2016.
Dua hari itu adalah hari padat rombongan peserta Hari Lahir Muslimat Nahdlatul Ulama ke-70 yang kegiatannya bakal terpusat di Stadiun Gajayana, Kota Malang.
Pemkot khawatir, penumpukan kendaraan saat itu menimbulkankemacetan yang cukup parah.
"Kebetulan bertepatan dengan hari Jumat dan Sabtu, masa-masa paling padat karena mendekati weekend. Bayangkan saja, di hari biasa selalu macet. Apalagi saat Harlah nanti," kata Wali Kota Malang M Anton, Jumat (18/3), usai memimpin rapat koordinasi penyambutan kedatangan Presiden RI Joko Widodo yang direncanakan hadir dalam acara itu.
Selain Presiden, acara itu juga rencananya diikuti oleh sebagian besar menteri, Ketua Muslimat NU, Ketua Pengurus Besar NU, serta gubernur, wali kota, dan bupati dari berbagai wilayah.
Catatan sementara panitia penyelenggara yang diterima Pemkot menyebut, hampir 44.000 orang yang berasal dari empat provinsi akan datang sebagai peserta dalam acara itu. Empat provinsi yang dimaksud, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Maluku.
Imbauan agar masyarakat tak masuk atau melintas di daerah padat di Kota Malang itu sudah akan disampaikan ke pemerintah daerah lain di sekitar Malang.
Meski bukan bersifat pelarangan sepenuhnya, imbauan itu diharapkan dapat mengurangi potensi kemacetan tinggi.
Dengan diselenggarakannya acara itu, ia melihat, potensi warga luar daerah untuk masuk ke Kota Malang akan meningkat. Nah, hal inilah yang diantisipasi.
Untuk mengantisipasi tetap tingginya jumlah kendaraan ke arahKota Malang, Pemkot bersama kepolisian akan menyusun rekayasa lalu lintas yang paling memungkinkan untuk membagi kepadatan kendaraan. Namun, Anton belum tahu pasti bagaimana rencana rekayasa itu. "Masih digodok oleh pihak polisi," katanya.
Kabid Pengendalian dan Penertiban Dinas Perhubungan Kota Malang Reymond G Matondang, yang hadir dalam rapat, mengatakan, kesiapan penempatan kendaraan peserta Harlah juga dirampungkan dalam pertemuan itu.
Rencana sementara pusat parkir kendaraan peserta akan dipusatkan di Jalan Ijen, dan sepanjang Jalan Bromo. Rencananya, jalan itu akan ditutup pada hari H mulai pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB.
"Kita bikin seperti car free day tapi untuk parkir. Jadi Imbauan juga pada warga untuk menghindari jalan tersebut seharian itu," katanya.
Data kendaraan yang sudah terdaftar yakni sekitar 260 bus, 800 minibus, dan 150 sampai 200 kontener. Untuk menyiapkan tempat parkir seluruh kendaraan itu, menurut perhitungannya, butuh lahan sepanjang sekitar tiga kilometer.
"Kalau Jalan Ijen saja tentu tidak cukup. Nanti sisanya kita arahkan juga ke rampal," tambah dia.
Kendaraan peserta yang masuk dari arah utara akan dilewatkan Jalan Panji Suroso menuju Alun-Alun Merdeka. Sementara kendaraan dari arah Selatan akan digiring menuju daerah Talun ke Jalan Ijen. (*)