Nasional

Beragam Penampilan Tim Densus 88 Saat Operasi, Mulai Pengusaha Sampai Anak Punk

Penampilan tim intelijen ‘tidak menakutkan’. Anggota tim mengenakan kaus, celana jins, dan sepatu olahraga atau sneaker.

Editor: Zainuddin
kompas.com
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, TANGERANG – “NGOPI dulu, Bro. Biar tidak ngantuk. Dari semalam kita stand by,” kata seorang anggota tim intelijen Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri di lokasi penangkapan empat terduga teroris di Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12/2016).

Belasan cangkir berisi endapan ampas kopi bubuk tergeletak di depan rumah M Lukman, Ketua RT 001 Kampung Curug. Di rumah itu, sejumlah anggota tim intelijen Densus 88 memantau operasi penangkapan hingga evakuasi jenazah tiga terduga teroris, yaitu Omen, Helmi, dan Irwan, yang tewas di sebuah rumah kontrakan di kampung itu.

Tidak seperti tim operasi Densus 88 yang dilengkapi senjata lengkap, pakaian hitam, penutup hidung dan mata, serta helm. Penampilan tim intelijen ‘tidak menakutkan’. Anggota tim mengenakan kaus, celana jins, dan sepatu olahraga atau sneaker.

Tim intelijen itu juga memiliki penampilan beragam, mulai dari gaya urakan dengan jins sobek-sobek, hingga berjas dan berdasi seperti pengusaha muda.

Dedi (35), warga Kampung Curug yang menyaksikan operasi penangkapan, mengatakan, “Ada tiga orang yang duduk-duduk di depan rumah kemarin. Gayanya kayak anak punk. Baru pagi tadi saya tahu ternyata mereka polisi.”

Gaya seperti itu dilakukan untuk operasi pemantauan sel jaringan teroris agar tidak dicurigai dan dapat membaur dengan masyarakat.

Operasi intelijen untuk menangkap empat terduga teroris di Tangerang Selatan, misalnya, dilakukan sejak satu pekan lalu. Ketika terduga teroris itu memantau target aksi teror, yaitu pos polisi di Tangerang Selatan, tim Densus 88 Antiteror juga memantau terduga teroris.

Operasi pemantauan yang dilakukan bukan hal mudah. Selain memakan waktu berhari-hari, tim juga perlu memahami pergerakan terduga teroris. Apalagi jika terduga teroris itu berupaya mengecoh tim.

Ini dialami salah satu anggota Tim Densus 88 yang memantau pergerakan empat terduga teroris di Kampung Curug. Terduga teroris itu berupaya mengecoh dengan terus berganti ojek hingga tiga kali meski durasi perjalanan menuju lokasi target hanya 10 menit.

Khusus untuk operasi dalam 20 hari terakhir, tim korps berlambang burung hantu itu kerja sama dengan anggota polres dan polda untuk menangkap sel jaringan teroris. Sel jaringan itu mulai dari Bekasi dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Karanganyar dan Puworejo (Jawa Tengah), Tangerang Selatan (Banten), Batam (Kepulauan Riau), Payakumbuh (Sumatera Barat), dan Deli Serdang (Sumatera Utara).

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved