Surabaya

Sopir Bus Sekolah Alami Hal Tak Terduga di Hidupnya, Astaga, Kisahnya Bikin Haru

Terlebih ketika ada seorang alumni yang biasanya memanfaatkan jasa bus sekolah yang telah ada sejak tahun 2002 masih ingat dengan dirinya

Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com/Rorry Nurwawati
Sopir bus sekolah milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Agus Cahyono yang telah mengabdi selama 15 tahun, Rabu (25/1). 

SURYAMALANG.com, SURABAYA - Ada pengalaman menarik yang tak pernah terlintas dalam benak Agus Cahyono sejak memutuskan bergabung bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya.

Menjadi sopir bus sekolah, baginya merupakan amanah yang tak ternilai. Memberikan kenyaman untuk anak-anak sekolah, merupakan keharusan untuknya.

Sejak pukul 05.00 wib, Agus sudah terlihat di Kantor Dishub Kota Surabaya Jalan Dukuh Menanggal, Gayungan, Surabaya.

Langkahnya yang sigap terlihat ketika ia menyalakan bus sekolah yang akan mengantar anak-anak menuju sekolahnya.

Tepat pukul 05.15 wib, anak-anak sekolah mulai berdatangan ke kantor Instansi berseragam biru muda ini. Satu persatu para pelajar dari SMP dan SMA mulai memasuki bus berwarna kuning.

Suasana di dalam bus begitu tenang, ada yang berdiri lantaran tak kebagian tempat duduk, bermain handphone hingga tertidur pulas.

Beberapa anak memang memiliki latar belakang sekolah yang berbeda, oleh karena itu saat perjalan menuju sekolah banyak para pelajar yang menghabiskan waktu sesuai keinginannya.

Hal-hal seperti inilah yang membuat pria paruh baya yang akrab disapa Agus begitu melekat dalam ingatannya.

Terlebih ketika ada seorang alumni yang biasanya memanfaatkan jasa bus sekolah yang telah ada sejak tahun 2002 masih ingat dengan dirinya.

Kala itu, ia tiba-tiba didatangi ke kantor Dishub oleh seorang alumni yang sukses menjadi dokter dengan membawakan kue.

"Saya malu, karena saya lupa sama dia tapi dianya ingat sama saya. Tiba-tiba datang dengan membawa kue dan saya diajak makan.

Ada juga waktu di jalan ketemu sama alumni yang sudah jadi polisi, saya disapa tapi saya tidak ingat karena banyak yang naik turun bus," kata Agus kepada SURYA.co.id disela-sela mengendari bus sekolah, Rabu (25/1/2017).

Waktu bagi Agus sangat berharga. Bagaimana tidak, telat lima menit saja ia bisa mengecewakan puluhan pelajar yang memilih jasa bus sekolah.

Meski ada sanksi bila ia telat, semaksimal mungkin ia datang tiga puluh menit sebelum bus siap berangkat.

Sanksi yang dimaksud adalah ia harus meminta izin kepada pihak sekolah atas keterlambatan bus datang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved