Malang Raya

Shelter di Terminal Arjosari Kota Malang Bikin Penumpang Ngos-Ngosan

Bagi mereka, naik turun shelter membuang banyak tenaga. Keluhan ini terlebih disampaikan para lanjut usia (lansia).

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin
Seorang petugas mengantar dua orang lansia lewat pintu khusus tanpa harus naik-turun shelter Terminal Arjosari, Kamis (9/2/2017). Pintu ini hanya untuk para lansia dan orang sakit. 

SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Calon penumpang bus di Terminal Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang ngos-ngosan naik turun shelter yang sudah dioperasikan sejak akhir Desember 2016. Mereka mengaku capai harus naik-turun. Bagi mereka, naik turun shelter membuang banyak tenaga. Keluhan ini terlebih disampaikan para lanjut usia (lansia).

Perhitungan kasaran SURYAMALANG.COM, panjang tangga naik turun shelter itu mencapai sekitar 100 meter. Jika tak ada pagar pembatas, penumpung bisa langsung menuju bus tujuan tak sampai puluhan meter.

Setidaknya, ada delapan shelter di terminal itu. Jarak 100 meter itu hanya berlaku bagi calon penumpang di shelter pertama, yakni jurusan Malang-Surabaya. Sementara untuk menuju shelter terakhir untuk bus Antar Kota Antar Provinsi, jarak yang harus ditempuh lebih jauh lagi.

“Capai. Capai sekali. Ndak tahu kenapa kok harus naik turun,” kata Tina (55), warga Lumajang yang akan pulang kampung, Kamis (9/2). Padahal, Tina baru saja sampai di ruang tunggu shelter atas. Dia harus turun lagi menuju bus tujuan yang panjang rutenya kurang-lebih sama dengan yang sudah dia tempuh.

Tina memilih tak terlalu banyak tanya ke petugas tentang aturan baru naik-turun shelter itu. Dia hanya mengikuti para calon penumpang lain.

Komentara serupa disampaikan Epah (56), calon penumpang lain. Epah menyayangkan terminal harus dibuat melelahkan bagi para calon penumpang. Di usianya yang sudah tak muda, naik turun shelter jelas melelahkan. “Sebelumnya kan ndak begini. Membuat capai saja,” celetuknya.

Awak PO Bus Juga Mengeluh Soal Shelter

Tak hanya penumpang, keluhan juga disampaikan oleh awak bus yang beroperasi di Terminal Arjosari. Yanto, Kondektur bus PO Ladju mengatakan, kini penumpang enggan masuk lewat shalter. Mereka lebih banyak menunggu di pintu keluar bus. Menurut dia, itu terjadi setelah pengoperasian shelter.

“Saya juga sering coba. Capai memang. Sekarang penumpang lebih suka naik dari pintu masuk. Kalau nunggu di sana, enggak harus naik turun,” kata dia. Akibat dari banyaknya penumpang yang naik dari pintu masuk, Yanto mengaku tak bisa memprakiran okupansi bus sebelum jadwal jam keberangkatan.

Eko, pengurus PO Sandy Putra, menambahkan, banyak penumpang yang mengeluh kepada kru bus soal naik-turun shelter. “Kalau orang buru-buru. Sementara tingga beberapa menit bus akan berangkat, naik-turun (shelter) saja waktunya sudah habis,” tuturnya.

Pihak Terminal Sediakan Jalur Khusus Bagi Lansia dan Orang Sakit

Menanggapi keluhan tersebut, Koordinator Terminal Arjosari Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hadi Supeno, menyatakan, pihaknya sebenarnya sudah menyediakan jalur khusus bagi lansia dan orang yang sakit. Jalur itu berupa pembukaan pintu pagar di sudut sebelum penumpang naik ke shelter.

Kamis (9/2), seorang petugas nampak berjaga di sana. Kepada beberapa lansia, dia menawarkan lewat jalur tersebut. Sementara bagi penumpang yang membawa barang bawaan banyak, dia juga menawarkan untuk membantu melewatkan barang bawaan lewat pagar. Sementara orang sang penumpang tetap harus melewati shelter.

“Kami sudah antisipasi buat yang enggak kuat lewat shelter,” katanya, saat ditemui di Terminal Arjosari, “Ini buat yang sakit, yang sudah tua. Kalau yang masih mudah, biar olahraga (naik shelter),” ujarnya.

Sayangnya tidak ada papan petunjuk bagi para lansia dan orang sakit bahwa mereka bisa lewat pintu tersebut. Menurut dia, pemasangan masih proses sambil menunggu evaluasi pelaksanaan dari Kementerian Perhubungan RI.

Ia mengaku belum pernah menghitung panjang jalan yang harus ditempuh calon penumpang lewat shelter. Pengoperasian shelter, kata dia, sebagai standarisasi dan sterilisasi terminal standar tipe A.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved