Travelling

Jangan Kaget Kendaraan Anda Langsung Dikerubungi Pengemis Saat Wisata ke Makam Aermata

Pengemis juga ada di sekitar parkiran. Cara menghadapi para pengemis ini adalah tidak merespon permintaan tersebut.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Suasana wisata religius Aermata di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (11/2/2017). 

SURYAMALANG.COM, BANGKALAN - Wisata religius yang bisa dikunjungi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur adalah pemakaman Aermata atau ibu ratu di Kecamatan Arosbaya. Namun jika kesana, peziarah harus siap-siap menghadapi serbuan pengemis.

Begitu ada kendaraan masuk ke lokasi, pengemis siaga di tangga menuju pesarean. Pengemis juga ada di sekitar parkiran. Cara menghadapi para pengemis ini adalah tidak merespon permintaan tersebut.

“Jika diberi satu, pengemis lain akan menyerbu,” tutur Rifka, seorang pengunjung dari Malang, Sabtu (11/2/2017).

Dia sudah pernah ke lokasi itu sebelumnya. Jika ke Aermata, dia memilih tidak bereaksi jika ada yang meminta uang.

Dibandingkan wisata religius di Madura lainnya, pengemis di Aermata memang berbeda. Ini yang tidak membuat nyaman pengunjung. Jika pengunjung niatnya beramal, banyak kotak amal di sekitar makam.

Aermata merupakan makam raja-raja. Namun yang paling banyak dikunjungi untuk didoakan/tahlil adalah makam ratu ibu atau Syarifah Ambami.

Berdasar cerita yang diperoleh SURYAMALANG.COM, Syarifah adalah istri yang taat kepada suaminya, Prabu Cakraningkrat. Sang suami lebih banyak di Kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin Sultan Agung.

Jika suami belum datang, dia tidak makan. Karena itu, dia sering puasa. Dia juga selalu salat malam dan berdoa serta salat tepat waktu.

Suatu saat dia berdoa kepada Allah agar tujuh keturunannya menjadi raja di Madura. Begitu suaminya datang, dia menceritakan itu ke suaminya.

Namun suaminya tidak terima doa istrinya yang hanya minta tujuh turunan. Dia meminta lebih dari itu.

Syarifah merasa salah, minta maaf, dan menangis. Dia berdoa agar dosa suaminya diampuni Allah.

Saat suaminya kembali ke Kerajaan Mataram, Syarifah bertapa di bukit dan menangis. Karena menangis terus, air matanya seperti sumber air sehingga disebut Airmata Ibu.

Di sekitarnya juga ada makam Prabu Cakraningkat ke 3 dan 4.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved