Nasional
Ayo Intip Hitungan Bisnis Perusahaan Taksi Konvensional dengan Gojek dan Uber Ini
Jika dilihat kompetisi baru keduanya yang sama-sama mengandalkan aplikasi, Harry melihat kerja sama antara BIRD dan Gojek akan lebih menguntungkan
SURYAMALANG.COM - Fenomena penolakan pola transportasi atau angkutan berbasis online nampaknya tidak akan terus-terusan terjadi. Perhitungan dari sisi bisnis, khususnya di lantai bursa menunjukkan fenomena lain.
Berikut ini analisa bisnis transportasi dari pergerakan dua perusahaan taksi besar di Indonesia yang memilih bekerjasama dengan perusahaan aplikasi transportasi online;
Kepala Riset dan Strategis Bahana Securities Harry Su menuturkan, pemain utama industri taksi yakni PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) sudah menggandeng perusahaan aplikasi yaitu Gojek dan Uber.
"Jadi saya rasa, masa depan transportasi ini, kalau mereka enggak bisa compete, mending join. Itu yang dilakukan mereka berdua," kata Harry ditemui usai seminar "Prospek Bisnis dan Prediksi Pasar 2017", di Jakarta, pada Kamis (16/2/2017).
Jika dilihat kompetisi baru keduanya yang sama-sama mengandalkan aplikasi, Harry pun melihat kerja sama antara BIRD dan Gojek akan lebih menguntungkan dibandingkan kerja sama antara TAXI dan Uber.
"Kenapa? Karena tarif yang diberikan Uber ke TAXI itu sekitar 30 persen lebih rendah dari BIRD dan Gojek," kata Harry. Dengan demikian, profit yang didapat BIRD dari kerja sama dengan Gojek akan lebih baik ketimbang profit yang didapat TAXI dari kerja sama dengan Uber.
Sepanjang tahun lalu, ketika bermunculan transportasi berbasis aplikasi, utilisasi BIRD turun dari 77 persen menjadi 70 persen. Tetapi, utilisasi TAXI anjlok hingga ke level 50 persen.
Melihat hal tersebut Harry mengatakan, agaknya masyarakat atau konsumen BIRD lebih loyal ketimbang konsumen TAXI. "Mungkin dari sisi kepercayaan konsumen," ucap Harry.
Saat ini sudah ada 5.000 taksi BIRD yang terpasang aplikasi Gojek. Hingga akhir tahun ditargetkan mencapai 20.000 taksi. Adapun jumlah armada saat ini yakni sebanyak 23.000 unit untuk BIRD dan 11.000 unit untuk TAXI.
Meski demikian, Harry optimistis kedua emiten ini, dengan kerja sama barunya, akan menggenjot pertumbuhan sektor transportasi. "Sehingga rekomendasi dari Bahana, hold di TAXI dan buy di BIRD," ucap Harry.
Terlepas relevansi kondisi di lantai bursa dan kondisi di lapangan, tren perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung seolah mengindikasikan solusi membaur menjadi alternatif penyelesaian. Di samping tujuan keuntungan dari sisi bisnis, keuntungan bagi pelaku di jalan juga perlu diperhatikan bersama.