Puluhan Truk Diterjang Banjir, Akibat Abaikan Peringatan BPBD Kabupaten Kediri

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Puluhan truk yang terseret banjir bandang Sungai Ngobo terjadi akibat sopir dan penambang pasir mengabaikan peringatan yang telah diberikan relawan BPBD Kabupaten Kediri.

Titik lokasi penambangan pasir yang diterjang banjir bandang ternyata ada di Desa Wonorejo Trisulo, Kecamatan Plosoklaten. Berbatasan dengan Desa Satak, Kecamatan Puncu.

"Sebenarnya sudah ada warga masyarakat yang memperingatkan sopir dan penambang untuk berhenti beraktifitas. Tapi masih ada yang mengabaikan," ungkap Hari Wahyu, Plt Kepala BPBD Kabupaten Kediri, Minggu (26/2/2017).

Dari hasil olah TKP petugas BPBD Kabupaten Kediri, titik banjir bandang yang menyeret puluhan truk berada di Desa Wonorejo Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Desa ini berbatasan dengan Desa Satak, Kecamatan Puncu. Truk pengangkut pasir ini ada yang terseret banjir dari Desa Wonorejo Trisulo dan hanyut sampai di Desa Satak.

"Dari hasil pendataan lapangan petugas kami ada 26 truk yang terseret banjir. Dua truk hingga sore ini belum berhasil dievakuasi karena mengalami kerusakan parah," jelasnya.

Banjir bandang kali ini memang yang paling parah. Karena sebelumnya ada hujan deras di kawasan puncak Gunung Kelud. Hujan deras ini turun bersamaan dengan material pasir dan bebatuan.

Dalam setiap sosialiasi, petugas BPBD Kabupaten Kediri telah meminta masyarakat yang beraktifitas di sepanjang bantaran sungai yang berhulu di lereng Gunung Kelud untuk waspada manakala turun hujan deras di puncak Gunung Kelud.

"Kejadian kemarin intensitas curah hujan di kawasan puncak memang tinggi. Bahkan yang meluap tidak hanya di Sungai Ngobo, tapi sungai lainnya yang berhulu di lereng Kelud," jelasnya.

Kebetulan di sepanjang aliran Sungai Ngobo memang banyak penambang pasirnya. Sehingga banyak aktifitas truk pengangkut pasir.