Malang Raya
Gubernur Jatim Beri Kuliah di UM : Sektor Pertanian Harus Dimaksimalkan dengan Industri Pengolahan
negara bisa disebut maju adalah ketika industri pengolahan sejajar atau lebih banyak dari pertumbuhan hasil pertanian.
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Gubernur Jatim, Soekarwo menyampaikan masalah paling serius yang ada pada perekonomian Jatim ketika memberikan kuliah tamu di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM), Kamis (16/3/2017).
Masalah itu adalah sedikitnya pendapatan provinsi dari sektor pertanian yaitu 13,31 persen dari total pemasukan, jika dibandingkan dengan presentase jumlah tenaga kerja yang ada. Presentase tenaga kerja di sektor pertanian Jatim adalah 36,49 persen dari total jumlah tenaga kerja, dan merupakan jumlah terbesar dibandingkan sektor lainnya.
Hal itu, menurut Karwo, disebabkan oleh kurangnya industri pengolahan hasil pertanian di lokasi dekat sawah.
"Selama ini yang terjadi adalah bahan baku, misalnya gabah kering diangkut ke perusahaan besar untuk diolah dan kemudian masyarakat desa tempat sawah penghasil bahan baku diharuskan menjadi konsumen," katanya.
Sementara, ia melanjutkan, negara bisa disebut maju adalah ketika industri pengolahan sejajar atau lebih banyak dari pertumbuhan hasil pertanian.
Apalagi, masih banyak juga bahan baku yang merupakan hasil impor padahal sektor pertanian Indonesia masih mampu memproduksi. Maka tak heran jika pendapatan dari sektor pertanian tidak sebesar tenaga kerja yang ada.
"60 persen pergerakan ekonomi Indonesia adalah konsumsi. 30 persennya makan dan minum, 30 persen sisanya adalah non makan dan minum yaitu kebutuhan lifestyle," ujar Karwo.