Jendela Dunia

Sadar Setelah Koma Selama 15 Tahun, Pria Ini Kaget Lihat Wanita Muda di Dekatnya

Kisah yang menggetarkan hati ini sangat cocok untuk menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan doa.

Editor: Zainuddin
Kompas.com
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, ARAB SAUDI - Manusia dijadikan bersifat lemah, butuh perlindungan dan pertolongan. Kemampuan manusia dibatasi oleh penglihatan, pendengaran, akal dan fisiknya.

Banyak peristiwa terjadi diluar jangkauan kemampuan manusia untuk mengatasinya dan selayaknya meminta tolong kepada Tuhannya, melalui ibadah dan doa.

Janganlah pernah putus asa jika Tuhanmu adalah Allah. Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus. 

Hiaslah doamu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci. Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya.

Kisah yang menggetarkan hati ini sangat cocok untuk menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatan doa, seperti disadur dari situs www.muslm.org, diterjemahkan oleh Ustadz Firanda Andirja seperti dilansir dari situs firanda. Selengkapnya:

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, dia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Dia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi.

Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu.

Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik.

Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak.

Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali.

Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved