Malang Raya

Gabungan Koperasi Susu Indonesia Baru Bisa Penuhi 50 Persen Kebutuhan di Jatim, Ini Penyebabnya

Beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah peternak sapi ada yang tidak menjual hasil produk susu ke KUD Batu.

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Achmad Amru Muiz
Peternak sapi perah. 

SURYAMALANG.COM, PUJON - Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim berupaya mendongkrak produksi susu sapi perah. Sekarang hasil produksi anggota GKSI baru mampu menyuplai 50 persen dri kebutuhan industri pengolah susu (IPS).

Ketua GKSI Jatim, M Abdi mengatakan produksi susu anggota GKSI mencapai sekitar 570 ton per harinya. Sedangkan kebutuhan susu mencapai 1.000 ton per hari. Jadi masih ada peluang untuk mengembangkan sapi perah.

“Kami berharap pemerintah daerah bersedia memberi dan menyediakan fasilitas untuk pengembangan peternakan sapi perah. IPS di Jatim masih kekurangan bahan baku susu segar,” kata Abdi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (27/3/2017).

Susu segar dari peternak sapi perah Jatim dikirim ke PT Nestle sebanyak 570 ton per hari. Lalu ke PT Indolacto sebanyak 150 ton per hari. Ada juga yang diolah koperasi menjadi susu pasturise, seperti yang dikembangkan KUD Batu dan KOP Sae Pujon.

Dari 36 koperasi susu yang tergabung di GKSI, produksi susu paling besar masih berasal dari KOP Sae Pujon. Produksinya mencapai 20,3 ton per harinya. Kemudian KUD Batu yang produksi susu sapi perah mencapai 17 ton per harinya.

“Produksi susu segar dari dua daerah itu masih mendominasi produk susu sapi perah di Jatim,” ucap Abdi. 

Sementara itu, Ketua KUD Susu Batu, Ismail Hasan mengatakan pihaknya berusaha memacu produksi susu dari peternak di Kota Batu. Saat ini permintaan IPS masih cukup tinggi dan belum bisa terpenuhi.

Beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah peternak sapi ada yang tidak menjual hasil produk susu ke KUD Batu. Sebagian peternak sapi perah menjual susu produksinya ke koperasi di luar Kota Batu.

“Ada juga yang diolah menjadi makanan berbahan dasar susu. Akibatnya stok susu untuk memenuhi permintaan IPS tidak maksimal,” kata Ismail Hasan.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved