Malang Raya
Baru 21 Pedagang Pasar Merjosari Pindah, Ini yang Membuat Alot
Mereka yang berkemas adalah pedagang yang menyetujui pindah ke PTD. Sementara yang tidak tidak berkemas, mereka yang memilih bertahan di pasar itu.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Puluhan pedagang di pasar sementara di Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru berpindah ke Pasar Terpadu Dinoyo, Jumat (7/4/2017) siang hingga sore. Dari informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, pedagang yang berpindah hari ini mencapai 21 orang.
Jumlah ini jauh dari daftar rencana semula yang disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto. Sebelum salat Jumat, Wahyu mengatakan pedagang yang bersiap pindah setelah Salat Jumat mencapai 60 orang.
Namun sampai sore, ternyata hanya 21 orang yang pindah. Pedagang pindah usaia Salat Jumat. Sebelum itu, sejak pagi pasar sementara atau pasar penampungan itu berjalan normal seperti biasa. Pedagang berjualan, dan pembeli tetap mendatangi pasar itu.
Beranjak siang, blok ikan, daging, dan ayam berangsur sepi. Sebab di blok ini, pedagangnya berjualan sejak dini hari karena melayani para penjual sayur keliling. Blok yang ditempati pedagang sayur mayur juga berangsur sepi di kala siang.
Pedagang yang masih berjualan hingga siang kebanyakan pedagang komoditas kering, seperti barang pecah belah, makanan ringan, dan sembako.
Mereka yang berkemas adalah pedagang yang menyetujui pindah ke PTD. Sementara yang tidak tidak berkemas, mereka yang memilih bertahan di pasar tersebut. Meskipun pedagang yang bertahan itu memiliki tempat usaha di PTD.
Santoso, misalnya. Penjual makanan ringan dan kue kering itu memiliki tempat di PTD yang dibelinya seharga sekitar Rp 300 juta. "Saya memilih bertahan di sini dulu. Saya punya tempat di sana, tetapi berbeda jauh dengan tempat lama saya di Pasar Dinoyo lama. Saya sama teman-teman berjuang dulu di sini," ujar Santoso.
Santoso dan beberapa pedagang lain yang masih bertahan karena merasa dikibuli, sebab antara perjanjian kerjasama dengan luas lapak/tempat usaha yang kini tersedia di PTD, tidak sama.
Lapak Santoso di pasar sementara Merjosari, sempat didatangi petugas berseragam. Santoso dan istrinya berbincang dengan beberapa petugas itu. Petugas yang berkeliling Pasar Merjosari antara lain dari Polres Malang Kota, Brimob, TNI Angkatan Laut (AL), juga Angkatan Udara (AU).
"Tadi bapak-bapak petugas itu sosialisasi kepindahan di Dinoyo. Tetapi saya katakan saya di sini saja," tegasnya.
Sementara itu, pedagang yang mau pindah terlihat mengemas barang dan mengangkutnya ke kendaraan yang menunggu. Kendaraan untuk mengangkut kepindahan barang-barang itu antara lain berasal dari investor, PT Citra Gading Asritama (CGA), milik pribadi pedagang, juga ada dari Dinas Perdagangan.
Ny Titin, seorang penjual barang pecah belah baru berkemas selepas waktu Salat Jumat. "Tidak selesai kalau ringkes-ringkes sehari ini. Mungkin sampai besok. Ya, kami memilih pindah karena pilihan sendiri," ujarnya. Dia tidak mau mengomentari pedagang yang tidak mau pindah.
Sedangkan Sugeng Ndut dan istrinya, Hj Rukyati mengangkuti barang dagangannya memakai angkot JPK milik sendiri. Sugeng beralasan lebih mematuhi kebijakan pemerintah untuk pindah.
"Kalau kami memilih ikut peraturan pemerintah saja. Kami sudah punya langganan, jadi kalaupun pindah ke Dinoyo tidak masalah, meski di sini pelanggan juga sudah banyak," ujarnya. Barang dagangan pasutri itu terbilang banyak. Sugeng mengatakan barang dagangannya mungkin akan selesai dalam 10 kali angkutan memaki angkot pribadinya.
Sugeng mengakui membeli tempat di PTD secara mengangsur. Ia dan istrinya menyerahkan uang muka sebesar Rp 40 juta. Setiap bulan, mereka menyicil Rp 7,5 juta selama dua tahun. "Sepertinya baru enam kali cicilan," imbuhnya.