Breaking News

Malang Raya

Robot Mahasiswa UMM yang Juara di Amerika Sempat Dicurigai, Kenapa ya?

Ikhlal, Toni, dan Salis mengatakan robot tersebut asli buatan mereka sendiri dari komponen yang sudah dimiliki tim robotika sejak 1-2 tahun lalu.

Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Neneng Uswatun Hasanah
Tim Robotika UMM yang menjuarai kontes robot di Amerika Serikat, (kiri ke kanan) Salis Muchtar Fadhillah, Ikhlal Aldhi Wijaya, dan Imam Fatoni 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Tim Robotika UMM yang baru saja menyabet juara 1 dan runner up kategori robot pemadam api berkaki dalam kontes robot internasional di Trinity College, Amerika Serikat, ternyata sempat tidak diperbolehkan mengikuti lomba oleh panitia.

Hal itu disebabkan karena Imam Fatoni, Ikhlal Aldhi Wijaya, dan Salis Muchtar Fadhillah membawa tiga robot pemadam api dengan desain dan rakitan yang rapi selayaknya buatan pabrik.

"Kami mengikuti lomba robot itu dalam kategori unique, yaitu robot hasil pemikiran dan riset. Kategori yang lain yaitu custom, berarti robot hasil beli buatan pabrik yang dirakit sendiri. Nah karena kami mendaftar sebagai unique, robot kami sempat tidak diterima karena disangka buatan pabrik yang seharusnya masuk kategori custom," jelas Ikhlal, Senin (10/4/2017).

Ikhlal, Toni, dan Salis mengatakan robot tersebut asli buatan mereka sendiri dari komponen yang sudah dimiliki tim robotika sejak 1-2 tahun lalu. "Kami selalu berusaha mendesain dan merakitnya dengan sebaik mungkin, jadi sempat dikira buatan pabrik," kata Salis.

Untungnya setelah melobi panitia, mereka diperkenankan mengikuti lomba dalam kategori unique.

Salis menambahkan, pembuatan satu robot menghabiskan dana berkisar Rp 50 juta. "Itu untuk satu robot yang komponennya semua baru. Tapi dua robot lain sudah ada sejak 1 dan 2 tahun lalu sehingga komponennya ada yang tidak harus membeli lagi," terangnya.

Dalam kompetisi yang sama, tim robotika UMM juga melawan pesaing dari negara sendiri yaitu tim dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). "Pesaing terberat justru dari negara sendiri. Tapi itu membuat kami semakin bangga karena Indonesia memang sudah cukup diperhitungkan dalam ajang tersebut dengan inovasinya yang selalu baru," tutupnya

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved