Nasional
Duh, Matanya yang Sakit, Tapi Staf Puskesmas Memberinya Obat Tetes Telinga, Beginilah Jadinya
pemberian obat yang salah itu terjadi dua kali, dan dua kali pula Ketut Yasa menggunakan obat yang salah itu, sehingga kondisinya bertambah parah
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu Astri Desiani
SURYAMALANG.COM, SINGARAJA – Staf Puskesmas Buleleng III, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali diduga kuat melakukan keteledoran yang bisa membahayakan pasien.
Saat berobat ke puskesmas itu, seorang pasien bernama Ketut Yasa (58) yang menderita sakit mata ternyata diberi obat tetes untuk telinga.
Akibatnya, sakit mata Ketut Yasa tidak menjadi sembuh.
Yang memprihatinkan, pemberian obat yang salah itu terjadi dua kali, dan dua kali pula Ketut Yasa menggunakan obat yang salah itu, sehingga kondisinya bertambah parah.
Ketut Yasa yang tinggal di jalan Pulau Irian, Desa Penglatan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng saat itu dilayani oleh dokter umum berinisial GSM yang sedang bertugas di Puskesmas Buleleng III.
Diceritakan Yasa, keluhan sakit pada bagian matanya mulai ia rasakan sejak 2 Mei 2017 lalu.
Saat tengah mengendarai motor, matanya tiba-tiba terkena butiran pasir yang terbang dari sebuah truk, yang kebetulan melintas tepat di depan motornya.
Matanya terasa perih. Karena rasa perih pada bagian matanya itu tak kunjung hilang, akhirnya Yasa memeriksakan kondisinya ke Puskesmas Buleleng III pada Rabu (3/5/2017).
"Pada Selasa 2 Mei itu saya baru saja pulang dari sembahyang. Tidak pakai helm, hanya pakai udeng. Mata saya tiba-tiba kemasukan butiran pasir dari truk yang melintas di depan kendaraan saya. Karena perih di mata tak mereda, saya coba berobat ke puskesmas ini, karena saya pakai BPJS Kesehatan," tutur Yasa saat ditemui di Puskesmas Buleleng III, Kamis (4/5/2017).
Menurut Yasa, ketika melakukan pemeriksaan pada dirinya untuk pertama kali, dokter di Puskesmas Buleleng III itu sebetulnya sudah meresepkan obat yang salah.
Bukan memberi obat tetes mata, tetapi memberinya obat tetes telinga.
Yasa mengetahui ketidaktepatan obat itu, karena pada kemasan obat yang diberikan kepadanya tertulis `obat tetes telinga`.
Kesalahan pemberian obat itu diketahui oleh Yasa saat dia sudah berada di rumah ketika membaca tulisan dalam kemasan obat.
"Saya baru sadar salah diberi obat itu saat berada di rumah. Saya ya mengira obat tetes telinga itu bisa juga dipakai untuk mata, apalagi ini diresepkan dokter," terang Yasa.