Malang Raya
Inilah Bukti Betapa Kotornya Sungai Brantas di Kota Batu, Lihat Jumlah Sampah yang Dipungut
Ketua Panitia Air Bicara, Herman Aga mengatakan, bersih sampah ini dilakukan untuk menjaga sumber air di Kota Batu.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU - Masih dalam acara Air Bicara yang diadakan selama dua hari, puluhan anggota dari Komunitas Pecinta Lingkungan hingga saat ini terus melakukan kegiatan berantas sampah.
Puluhan orang menyebar di beberapa lokasi hulu aliran Sungai Brantas di Coban Talun, Kota Batu, Minggu (1/10/2017).
Mereka memunguti sampah selama dua jam, mulai pukul 11 hingga pukul 1 siang. Selama dua jam itu, banyak sekali sampah yang ada di aliran Sungai Brantas yang dipungut.
Ketua Panitia Air Bicara, Herman Aga mengatakan, bersih sampah ini dilakukan untuk menjaga sumber air di Kota Batu.
"Ini serangkaian kegiatan Air Bicara. Kami ingin menjaga komitmen agar kegiatan ini tidak serta-merta berhenti begitu saja. Tadi lumayan banyak sampahnya, ada puluhan ton sampah," kata Herman.
Bersih-bersih sampah di hulu Sungai Brantas ini diikuti oleh beberapa komunitas, seperti Polres Batu, TNI, PDAM Kota Batu, Perhutani, Kecamatan Bumiaji, FPRB, PALSKA, ROB, Cansabalas, PUSAKA, Relawan BPBD, Tagana, Kaliwatu Rafting, Harian Surya, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Sabtu (30/9/2017) malam juga diadakan Ngobrol Pintar (Ngopi) bersama sejumlah elemen. Menanggapi kegiatan untuk menjaga sumber air ini, pihak Pemkot Batu sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Arief As Siddiq mengatakan, kegiatan seperti Air Bicara ini, sangat bagus untuk merangsang kepedulian masyarakat akan kebersihan terutama sungai. "Harus kami dukung. Dengan begini masyarakat akan sadar tidak membuang sampah di sungai," kata dia.
Air Bicara ini akan terus dilakukan rutin. Sebelumnya, kegiatan ini diadakan di Arboretum dengan melakukan budaya slametan kirab tumpeng pada Sabtu (30/9/2017). Di Coban Talun juga dilakukan penyebaran benih ikan derbang.
Yunita dari Malang Olah Sampah Popok Bayi jadi Kerajinan Berharga