Malang Raya

Derita Balita Azkara di Malang, Pemkot Batu Siap Bantu Asalkan Syarat Ini Terpenuhi

Bantuan Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) ini merupakan kartu khusus untuk menangani keluarga miskin (gakin) di Kota Batu.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Lutfi Afrianto (mengenakan jaket biru) menggendong putri satu-satunya Azkara Atika Dewi sesaat sebelum berangkat ke RS Persada Hospital, Jumat (13/10/2017). 

SURYAMALANG.COM, BATU - Kondisi balita bernama Azkara Atika Dewi (4th) putri pasangan Lutfi Afrianto dan Rosita Dewi yang mengalami sakit di perut yang tak kunjung sembuh terus menarik perharian banyak orang.

Kondisi Azkara ini diketahui sangat memprihatinkan. Karena sudah tiga kali menjalani operasi tetapi tak kunjung sembuh.

Menanggapi hal ini, pihak Pemkot Batu akan berupaya memberikan bantuan biaya pengobatan untuk Azkara.

Kasi Bantuan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Kota Batu, Retno Probowati, mengatakan bantuan akan diberikan asalkan Lutfi dan keluarga tetap mempertahankan sebagai warga Kota Batu.

Hal itu dikarenakan Lutfi masih berstatus sebagai warga Kota Batu sampai saat ini, yakni warga Pendem, Kecamatan Junrejo, Batu.

"Kami dari Dinsos berupaya membantu pengalihan BPJS Mandiri atas nama Azkara ke program PBID. Dengan catatan  identitas warga Batu harus tetap di pertahankan dan berupaya untuk kembali ke Batu walaupun sewa atau kontrak rumah," kata dia saat dihubungi SURYAMALANG.COM, Jumat (13/10/2017).

Ia menjelaskan, bantuan Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) ini merupakan kartu khusus untuk menangani keluarga miskin (gakin) di Kota Batu. Dan sekaligus sebagai pengganti SPM.

Sejauh ini gakin yang akan berobat masih menggunakan Surat Pernyataan Miskin (SPM).

SPM ini dikatakannya hanya sementara saja, tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

Oleh karena itu, dengan PBID nanti masyarakat yang sakit terutama yang sakit kronis tidak usah bolak-balik mengurus surat pernyataan tidak mampu.

Pihaknya juga sudah menjenguk Azkara. "Setelah tahu kondisinya terutama anak Azkara, kami langsung mengambil alih pembiayaan BPJS Mandiri anak Azkara. Insha Allah aktif awal November besok," imbuh dia.

Keluarga Azkara memang tercatat sebagai warga Batu, tapi saat ini mereka tinggal di kontrakan yang terletak di Dusun Jamput, Desa Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang.

Seperti yang diketahui, Azkara Atika Dewi jatuh sakit dan divonis dokter mengalami Ileus Obstruktif Partical atau semacam penyumbatan usus dan Hernia Umbilicalis.

Bocah ini sudah menjalani operasi di rumah sakit Syaiful anwar-Malang, karena usus Azkara lengket dan hernia.

Disebutkan, ususnya dipotong 2 cm.

Sebulan pasca operasi, luka bekas operasi tersebut tidak kunjung sembuh, kemudian kontrol ke dokter dan disarankan agar dilakukan operasi lagi.

Selanjutnya pada tanggal 10 November 2016 dilakukan operasi kedua terhadap Azkara.

Pasca operasi kedua kondisi Azkara mengalami hal aneh, yakni keluar kotoran dari bekas operasi.

Di mana kotoran itu keluar lewat sela-sela jahitan, bahkan buang angin keluarnya lewat bekas operasi.

Setelah diperiksa, dokter menyampaikan bahwa usus dari ananda Azkara mengalami kebocoran.

Karena tidak ada perubahan pada diri putrinya dan keterbatasan ekonomi , keluarga Lutfi memutuskan untuk membawa pulang putrinya dari rumah sakit dan merawatnya di rumah.

Sekira Tanggal 5 Januari 2017, Azkara dilarikan ke UGD RSSA karena tak bisa buang air kecil.

Operasi pun kembali dilakukan pada tanggal 26 Januari 2017, namun operasi tersebut sifatnya hanya pemebersihan luka bekas operasi.

Kurang lebih 5 hari pasca menjalani operasi, keluarga dan Azkara diperbolehkan untuk pulang.

Hingga saat ini, dari data yang didapat SURYAMALANG.COM, kondisi Azkara masih lemas dan belum pulih.

Keluarga sebelumnya memutuskan untuk merawat sendiri ananda Azkara dan tidak pernah kontrol ke Rumah sakit dengan alasan keterbatasan biaya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved