Malang Raya

Petugas IGD RSSA Kota Malang Diduga Menghina Pasien Azkara, Ini Pernyataan Direktur Restu Kurnia?

Petugas IGD sempat menanyakan apakah memang sanggup membayar jika memilih layanan umum dibanding BPJS kepada keluarga Azka

Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Benni Indo
Lutfi Afrianto (mengenakan jaket biru) menggendong putri satu-satunya Azkara Atika Dewi sesaat sebelum berangkat ke RS Persada Hospital, Jumat (13/10/2017). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Direktur RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Restu Kurnia menyampaikan permohonan maaf terkait perkataan petugas IGD kepada keluarg Azkara Atika Dewi.

Petugas IGD sempat menanyakan apakah memang sanggup membayar jika memilih layanan umum dibanding BPJS kepada keluarga Azka.

Restu mengatakan, ungkapan itu dilakukan secara personal. Ia menerangkan, petugas khawatir kalau pasien akan keberatan membayar. Makannya biasanya pasien yang datang diarahkan pakai BPJS. Pasalnya, sering terjadi kasus seperti itu bisa memakan dana hingga Rp 10 juta lebih.

“Kami minta maaf. Tapi sebetulnya kami ingin membantu pasien. Sering sekali terjadi setelah pulang numpuk tanggungan biaya,” ungkapnya.

Restu juga akan memberikan teguran kepada petugas yang mengeluarkan kata-kata tidak berkenan itu. Ia menegaskan, seharusnya petugas tetap mengedepankan bahasa yang ramah dan pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien yang datang.

“Nanti beri tahu siapa orangnya. Pasti kita tegur orangnya. Gak boleh ngomong begitu. Harus dengan ramah,” tegasnya.

Terkait kondisi Azka, Restu mengatakan sudah berkomunikasi dengan dokter dari pelayanan medis. Diterangkan olehnya, Azka mendapat perawatan untuk perbaikan gizi. Pasalnya, Azka saat ini kesulitan untuk makan sehingga membutuhkan selang untuk menyalurkan nutrisi.

"Semoga cepat sembuh. Mohon doanya untuk semua pihak agar lekas sembuh. Kami merawat saja. Kalau biaya nomor dua. Keselamatan dan pengobatan pasien nomor satu,” terangnya, Sabtu (14/10/2017).

Indra, seorang relawan yang membantu keluarga Azka sempat bercerita kepada SURYAMALANG.COM bahwa ia dan orang tua Azka sempat mengalami kendala ketika berada di IGD RSSA. Awalnya petugas IGD menyarankan agar keluarga Azka menggunakan BPJS Kesehatan.

Namun saat itu keluarga Azka meminta untuk pelayanan umum dengan maksud agar Azka mendapat perawatan yang terbaik. Indra melanjutkan, dari keterangan petugas di IGD, ternyata untuk menggunakan pelayanan umum harus langsung ke paviliun.

Indra mengatakan sempat mendapat komentar tidak menyenangkan dari petugas IGD.

"Petugasnya bilang katanya emang kuat bayar? Kok begitu? Kan, menyakitkan sekali," ungkapnya.

Setelah selesai mengurus beberapa berkas administrasi, Indra berpindah ke paviliun. Ia bersama Azka dan keluarganya pun harus memutar balik lewat jalan raya.

Namun ketika tiba di Paviliun, keluarga Azka diberi pilihan. Apakah menggunakan layanan umum atau BPJS. Di situ Indra mengaku kaget karena sebelumnya ia disarankan langsung ke Paviliun karena memilih layanan umum.

"Membingungkan, kok begini?" keluhnya.

Namun akhirnya Azka dirawat di paviliun dan bermalam di sana. Azka dirawat di Paviluin Lantai tiga, Melati No 313.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved