Malang Raya
Etika Jurnalistik Perlu Diterapkan Juga oleh Netizen, Lihat Dampaknya
Banjir info di media sosial juga berdampak pada ketidakpercayaan di masyarakat.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Para netizen diajak bijak menggunakan jarinya saat bermedia sosial dengan menggalakkan etika jurnalistik.
Ketika menerima informasi apapun diricek dulu kebenaranya agar tidak menimbulkan keresahan lebih luas.
Pesan untuk bijak bermedia sosial itu disampaikan Sunaryo, Direktur Pengelolaan Media Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika RI dalam seminar "Menggalakkan Etika Jurnalistik Untuk Para Netizen" di Hotel Ubud Kota Malang, Selasa (28/12/2017).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Kemkominfo RI dan PWI Pusat.
Sebagai peserta seminar adalah wartawan dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi.
Dengan kondisi melubernya info dari media sosial, maka netizen diminta hati-hati.
"Ini zaman digital. Bisa saja memakai tangan orang lain," kata Sunaryo.
Ia menyebut Pemerintah sudah memblokir 6000 situs-situs negatif misalkan untuk penipuan dan radikalisme.
Terkait konten di media sosial, kemkominfo punya kewenangan menutup, seperti saracen.
Banjir info di media sosial juga berdampak pada ketidakpercayaan di masyarakat.
Ketika beritanya benar malah dibilang hoax. Ketika infonya hoax malah dikira benar.
"Seperti registrasi nomer HP itu dikira hoax. Padahal benar," kata dia.
Begitu juga dengan info meletusnya Gunung Agung di Bali namun menggunakan gambar gunung lain.
"Dampaknya besar lho. Misalkan peternak jadi menjual murah ternak yang jadi asetnya karena takut kena laharnya," ujarnya.
Ciri-ciri info hoax antara lain judulnya provokatif, pesan sepihak dan tidak ada yang bertanggungjawab.
"Media sosial itu pisau bermata dua. Jika tidak digunakan dengan bijak akan memecah belah bangsa. Namun jika digunakan bijak bisa untuk hal-hal positif untuk bisnis, pertemanan, edukasi dll," paparnya.
Ia berharap netizen zaman now bisa menyaring, memilah dan memilih info produk di media sosial. Karena itu, netizen yang sudah ikut seminar diharapkan bisa berbagi ke teman-temannya dengan menggunakan etika jurnalistik.
Sedang Agus Sudibyo, Direktur Indonesia New Media Watch/Direktur Riset dan Komunikasi Publik PWI membawakan paparan "Netizen Zaman Now dan Pembelajaran Etika Jurnalistik".
Pembicara lainnya adalah Achmed Kurnia Soeriawidjaya, Direktur Sekolah Jurnalistik PWI pusat dan Munir, Ketua PWI Jawa Timur.
Menurut Munir, seminar akan digelar di tiga kota oleh Kemkominfo. Kota Malang ada kota pertama. Mendatang ke Palangkaraya dan Solo.