Malang Raya

Batu Tourism Center Sepi Peminat, Ini Upaya yang Dilakukan Pemkot Batu . . .

Iya akan dikaji kenapa kok sepi, karena memang itu untuk PKL yang ada di Alun-Alun Kota Batu.

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri
Batu Tourism Center (BTC) di Jalan Kartini, Kota Batu, terlihat sepi, Selasa (2/1/2018). 

SURYAMALANG.COM, BATU - Pemkot Batu memiliki beberapa lokasi yang memang dibangun untuk dijadikan pusat perbelanjaan. Namun, sebagian mengalami sepi pengunjung, karena semakin banyak pasar modern di Kota Batu.

Seperti halnya Batu Tourism Center (BTC), di Jalan Kartini. Kondisi BTC hingga saat ini terlihat sepi, Selasa (2/1/2018). Padahal bangunan yang dibangun tahun 2011 itu digadang-gadang menjadi pusat lokasi belanja untuk warga Kota Batu dan wisatawan.

Saat SURYAMALANG.COM mendatangi lokasi tersebut sekitar pukul 13.00 WIB, terlihat semua bedak pedagang masih tutup. Padahal seharusnya BTC ini buka 24 jam seperti saat pertama dibangun.

Setidaknya ada sekitar 80 bedak yang ada di sana. Dan ternyata pedagang di sana baru membuka bedak mereka sekitar pukul 17.00 WIB. Kalau pun mereka berjualan, hanya sebagian saja yang membuka dagangan mereka.

Satu pedagang, Anton mengatakan, jam 5 sore buka untuk berdagang, tidak sampai pukul 10 malam pedagang sudah berkemas untuk tutup.

“Kalau jam 8 sudah sepi, ya tutup mbak. Gak banyak yang bertahan berjualan di sini, sepi soalnya, banyak yang pindah,” kata dia.

BTC yang letaknya tak jauh dari Alun-Alun Kota Batu ini pun kalah dengan pasar modern lainnya. Dikatakannya, adanya BTC ini dibangun untuk menampung PKL Alun-Alun Kota Batu, tetapi karena sepi, banyak yang pindah dan memilih kembali berjualan di Alun-Alun Kota Batu.

Ada banyak dagangan yang dijual di lokasi dua lantai  ini, seperti berjualan baju, sandal, sepatu, makanan, batu akik, pijat refleksi, dan masih banyak lagi.

“Paling yang bertahan itu yang sudah punya langganan. Jadi tetap berjualan di sini meskipun sepi seperti saya,” imbuh dia yang berjualan pakaian dan sepatu ini.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, dan Perdagangan, Arief As Siddiq mengatakan, pasar tersebut masih aktif dan masih digunakan untuk pedagang. Pihaknya juga mengakui jika pasar itu memang sepi dan sedikit pengunjung. Dikatakannya, ia akan melakukan kajian terkait pasar wisata tersebut.

“Iya akan dikaji kenapa kok sepi, karena memang itu untuk PKL yang ada di Alun-Alun Kota Batu. Untuk jumlah berapa pedagang di sana yang aktif masih belum ada datanya,” kata Arief saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, BTC itu nanti tetap akan dimanfaatkan untuk pedagang di Kota Batu. Apalagi lokasinya yang berdekatan dengan Alun-Alun Kota Batu. Di lantai dua juga disediakan panggung yang biasanya digunakan untuk hiburan.

Arief menegaskan, pasar ini tetap akan jadi pusat perbelanjaan. Apalagi food court Ganesha hanya menampung sekitar 22 PKL saja. Ditanya apakah BTC ini akan kembali menampung PKL dari Alun-Alun, Arief mengatakan masih akan dianalisa dulu. Terlebih Kondisi bangunan BTC ini juga masih bagus, setiap bedak juga ukurannya besar sekitar 4x5 meter.

“Pedagang pindahnya juga karena sepi dan jauh dari keramaian, makanya kami analisa terlebih dahulu, bagaimana caranya agar pedagang ini bisa menempati lokasi ini dan ramai pengunjung,” pungkas dia.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved