Yogyakarta

Aparat Acungkan Jari Tengah ke Warga Penolak Bandara Yogya, juga Pukulkan Lutut ke Mulut

KEKERASAN APARAT DI BALIK PROYEK BANDARA BARU #YOGYAKARTA. Rakyat yang menolak adalah pemilik lahan. Mereka dihajar secara brutal.

Editor: yuli
tribunjogja/pradito rida pertana
KEKERASAN APARAT - Suyadi (38), salah satu korban dari tindak kekerasan saat land clearing pada hari Senin, (8/1/2018) di Kulon Progo. Ia menunjukkan bekas luka di bibirnya akibat tindakan kekerasan tersebut, Rabu (10/1/2018). 

SURYAMALANG.COM, YOGYAKARTA - Suyadi, anggota Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP) mengatakan dirinya dipukuli ketika proses pembersihan lahan proyek pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulon Progo, Senin (8/1/2018) lalu.

Pada saat kejadian, ia memang berniat mengamankan lahan saat proses pembersihan lahan berlangsung.

"Saya korban kekerasan berupa pemukulan karena mengamankan lahan yang akan dijadikan bandara," kata Suyadi, Rabu (10/1/2018) siang.

Tampak bagian bibir bagian dalam Suyadi masih terlihat luka yang belum mengering.

Saat itu, ia juga menunjukkan sebuah gambar dirinya ketika sedang berdarah-darah di bagian hidung dan mulutnya.

"Saat kejadian, ada dorong-dorongan terus saya dipukul pakai lutut di mulut dan hidung, yang melakukan kayaknya aparat," kata Suyadi.

Pada kesempatan yang sama, ia dan bersama ketiga korban lain dan ditemani tim kuasa hukum melaporkan tindakan kekerasan tersebut ke Polda DIY.

Usai melakukan proses pelaporan, Suyadi mengatakan dirinya berharap agar pelaku dapat ditindak secara adil.

Kemudian, salah seorang relawan penolak bandara menuturkan pada waktu pembersihan lahan aparat kepolisian memprovokasi warga yang berada di sekitar lokasi.

"Polisi mengacungkan jari tengah, warga terpancing dan bertanya kenapa polisi melakukan hal seperti itu, terus yang bertanya langsung dikejar, terus kami dipukul," tutur relawan tersebut sambil menunjukkan gambar yang menjadi barang bukti.

Ia juga melanjutkan aparat terus juga memprovokasi ibu-ibu yang ikut bersuara ketika pembersihan lahan.

"Saat ibu-ibu menentang proses pembersihan lahan, beberapa aparat menertawakan mereka," ujarnya.

Kemudian Teguh Purnomo, salah satu tim kuasa hukum PWPP-KP mengatakan peristiwa kekerasan yang terjadi dua hari kemarin merupakan tindakan yang tidak seharusnya terjadi.

Menurutnya, banyak aparat yang terlibat pada saat proses pembersihan lahan, sehingga siapapun yang melakukan kekerasan agar diproses secara hukum.

"Kami sudah membawa bukti-bukti berupa gambar dan video, serta para korban kekerasan kemarin. Kami siap melakukan prosedur secara hukum," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved