Malang Raya

Guru MAN 1 Kota Malang Jadikan Lembar Jawaban Komputer sebagai Media Menggambar Muridnya

Untuk adik-adik dan kakak-kakak, jangan takut LJK. Kata guru saya, unas itu pestanya anak yang mau lulus. Jadi, saat unas dibuat senang saja

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Guru Seni Budaya di kelas 10 MAN 1 Kota Malang, Firdaus Muttaqi, menunjukkan hasil karya siswa di atas Lembar Jawaban Komputer (LJK), Kamis (11/1/2018). 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Menggambar di buku gambar mungkin sudah mainstream. Maka Firdaus Mutaqqi, guru Seni Budaya kelas 10 di MAN 1 Kota Malang memakai Lembar Jawaban Komputer (LJK) sebagai media untuk menggambar, Kamis (11/1/2018).

Yang dirasakan siswa justru sensasi seru karena LJK jadi tidak seram karena selalu dikaitkan hasilnya dengan ujian. Namun di atas kertas itu, siswa bisa menggambar sesuka hati di atas LJK itu ukuran kertas A5.

"LJK ini saya cetak semirip mungkin dengan LJK Unas dulu. Saya perbanyak buat belajar siswa," kata alumnus Prodi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang kepada SURYAMALANG.COM.

"Sampai kalau mau ujian ada yang izin sakit atau mules perutnya menjelang ujian," sambung pria asal Kabupaten Situbondo ini.

Selain itu, ia melihat belum pernah ada LJK dipakai media menggambar. "Saya tak menilai siswa dari kepandaian menggambarnya. Tapi dari kreativitasnya. Dengan LJK itu apa yang bisa dihasilkan mereka," paparnya.

Dari hasil kreasi siswa di beberapa kelas 10, ada yang membuat gambar ukuran kecil, sedang hingga memenuhi 90 persen LJK. Semua dibebaskan. Begitu juga penggunaan alatnya. Ada yang pakai cat air, akrilik, pensil warna. Bahkan ada yang membawa pilok warna hitam.

"Saya mau pilok kertasnya ini, pak" ujar Ahmed Sabili, siswa kelas 10 Mipa 5 kepada Firdaus.

Guru honorer ini menyarankan dia agar memberi alas kertas koran saat melakukan ini di luar kelas. Walhasil LJK jadi hitam.

"Saya mau gambar mangkok bubur ayam," kata Achmed.

Idenya terinspirasi dari YouTuber Den Dimas yang merupakan penggemar bubur ayam atau dikenal dengan bubur ayam racer. Menurut dia, menggambar bukan di buku gambar asik juga.

"Kertas LKJ-nya jadi hitam. Malah gak kelihatan LJK-nya," jawabnya.

Sedang Amrina Rosyada Azari, teman sekelas Achmed menggambar dengan pesan UN Itu Asyik.

"LJK kan terkait unas. Untuk adik-adik dan kakak-kakak, jangan takut LJK. Kata guru saya, unas itu pestanya anak yang mau lulus. Jadi, saat unas dibuat senang saja," jelas Amrina.

Awalnya ia juga kaget ketika Firdaus membawa LJK. "Saya langsung ingat unas yang bikin deg-degan. Awalnya saya juga sempat bingung mengapa diberi LJK tadi," kata dia.

Menurut Firdaus, ketika ia membawa LJK ke kelas, opini siswa selalu dengan ulangan.

"Pak, ulangan ya?" komentar siswa sebagaimana ditirukan Firdaus.

Padahal ia tidak ada ulangan. "Mindset LJK memang dengan ulangan," kata guru yang juga seniman ini.

Karena penyuka kreativitas, ia tertantang selalu berusaha memberi hal baru agar siswa antusias di mapel Seni Budaya.

"Kelak saya ingin LJK ini saya pamerkan," kata pria yang pada Desember 2017 pameran di Semeru Art Kota Malang.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved