Australia
VIDEO - Menakjubkan! Ikan Bisa Berjalan, Total Hanya 20-40 Ekor di Seluruh Dunia
IKAN UNIK, IMUT DAN LANGKA. Ia bisa berjalan. Jumlahnya terus menyusut. Kini, mungkin hanya 20-40 ekor di seluruh dunia. VIDEONYA-->>
SURYAMALANG.COM - Para peneliti dari Institute for Marine and Antarctic Studies (IMAS ) di Universitas Tasmania masih menemukan spesies ikan yang mungkin paling langka di seluruh dunia.
Perkiraan mereka, ikan yang sejak lama diberi nama Thymichthys politus itu hanya berjumlah 20-40 ekor.
Sejauh ini, para peneliti belum menemukan populasi ikan tersebut di tempat lain kecuali di dekat Teluk Frederick Henry, Tasmania, pulau sekaligus salah satu negara bagian dri Australia.
Temuan ini berawal ketika tujuh penyelam IMAS dan sekelompok ilmuwan amatir yang tergabung dalam Reef Life Survey menemukan delapan ekor Thymichthys politus di dekat Teluk Frederick Henry.
Mereka menduga, ada ikan serupa yang lain tapi jumlahnya hanya 20-40 ekor.
Uniknya, sebagaimana terlihat dalam video di atas, ikan tersebut punya sirip yang dapat berfungsi seperti tangan sekaligus kaki.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari kanal YouTube EaglehawkDive, sirip itu bisa juga digunakan mencengkeram sesuatu di bawahnya.
Ikan ini jarang berenang, melainkan lebih suka berjalan menggunakan sirip tersebut.
Mereka biasanya memakan invertebrata kecil.
Rick Stuart Smith, salah satu peneliti IMAS, mengatakan, ikan tersebut sangat langka dan sulit dikonservasi.
Ikan endemik Tasmania ini memiliki tingkat reproduksi yang sangat rendah, dan kalaupun berhasil, mereka bertelur pada serpihan rumput laut.
Akibatnya, telur-telur mereka sering rusak karena aktivitas manusia dan satwa laut lainnya.
Lalu, hingga akhir minggu lalu para peneliti masih menunda proses pengembakbiakkan T politus, walaupun pemerintah Australia telah meluncurkan program konservasi untuk empat spesies ikan Brachionichthyidae sejak September 2017.
Para peneliti berpendapat, populasi Thymichthys politus terlalu kecil untuk bertahan hidup jika beberapa di antara mereka diambil untuk dibawa ke tempat pengembakbiakkan.
Namun, dengan adanya populasi baru ini, para peneliti kembali mengevaluasi rencana tersebut.