Pilgub Jatim

Tekan Dampak Bencana di Jatim, Gus Ipul Kedepankan Pola Antisipatif, Begini Penjelasannya

Saifullah Yusuf mulai merampungkan beberapa program yang dia canangkan andai terpilih dalam Pilkada 2018.

SURYAMALANG.COM/Bobby Constantine Koloway
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf meninjau lokasi banjir di bekas Tol Porong, Sidoarjo, Senin (27/11/2017) lalu. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Bakal Calon Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf mulai merampungkan beberapa program yang dia canangkan andai terpilih dalam Pilkada 2018.

Di antaranya terkait penanganan bencana alam di Jatim.

Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini menjelaskan Pemprov Jatim telah memiliki peta daerah rawan bencana.

“Dari peta tersebut, saya bisa menglasifikasi karakteristik bencana di tiap daerah,” ujar Gus Ipul kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (8/2/2018).

“Ada daerah yang rawan banjir, rawan longsor, rawan gunung berapi, dan sebagainya.”

“Itu semua ada petanya,” lanjut pria yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim ini.

Menurutnya, dalam program penanganan bencana nanti, pihaknya mengedepankan langkah antisipatif.

Artinya, masyarakat diajak mengenal potensi bencana alam di lingkungannya.

Jadi, warga bisa meminimalkan sekaligus mengantisipasi dampak negatif bencana alam.

“Kami akan mengajak masyarakat membangun kesadaran agar mengenal lingkungannya,” ujar Gus Ipul.

“Pada dasarnya, tidak ada bencana alam yang tidak diketahui sebelumnya, kecuali gempa,” ulas mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2004-2007 ini.

Sedangkan untuk bencana alam yang lain bisa diketahui berbagai tanda-tandanya.

Apalagi, dengan adanya perkembangan teknologi akhir-akhir ini, misalnya bencana longsor.

“Kalau bencana longsor bisa diketahui satu atau dua bulan sebelumnya. Ada tanda-tanda yang kuat di situ,” jelas Gus Ipul.

“Apalagi dengan perkembangan teknologi, potensi banjir juga bisa diketahui lebih akurat,” jelasnya.

Sehingga untuk mengefektifkan penanganan bencana, pihaknya akan mengedepankan konsep berbasis masyarakat.

Dia mencontohkan masyarakat di lereng Gunung Kelud yang telah mengenal baik potensi bencana alam, yaitu letusan gunung.

“Masyarakat di Gunung Kelud menjadi contoh yang baik dalam mengantisipasi bencana alam,” puji Gus Ipul.

“Mereka tahu persis dan mengenal lingkungannya. Sehingga, mereka tahu apa yang dilakukan ketika gunung meradang,” jelasnya.

Makanya, pola antisipatif dengan mengutamakan siaga terhadap bencana diharap dapat meminimalkan dampak negatifnya.

Termasuk, Jatim yang saat ini yang sedang memasuki musim hujan.

“Untuk daerah di kawan rawan bencana, kami harap untuk waspada,” ujarnya.

“Kalau yang sedang di jalan, lebih baik berhenti. Siapa tahu, ada pohon tumbang, papan reklame yang roboh, yang itu membahayakan keselamatan pengendara,” imbuhnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved