Nasional
Tong Edan di Pasar Malam, Atraksi Menantang Maut yang Mulai Tergerus Zaman
Atraksi ini memiliki banyak nama, mulai tong stand, tong edan, aatu roda-roda gila. Generasi 1980-an atau 1990-an pasti tak asing.
SURYAMALANG.COM - Beberapa tahun silam, pasar malam sering hadir di lapangan kecamatan setiap pekan.
Wahana seperti bianglala, komedi putar, atau pedagang yang menjajakan pakaian hingga panganan yang sangat khas, kembang gula, ada di sana.
Di tengah hiruk pikuk orang-orang yang kebingungan ingin naik wahana, ada satu wahana yang menjadi sumber kebisingan.
Suara dari dalam sana terdengar seperti gergaji mesin sedang memotong kayu.
Wahana ini berupa arena tabung dengan ketinggian 10 meter.
Bagian atas tabung raksasa itu semakin melebar berdiameter 8-9 meter dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Banyak julukan untuk atraksi menantang maut ini, mulai dari tong stand, tong edan, hingga roda-roda gila.
Para joki memacu motornya dalam kecepatan tinggi, dan berputar mengelilingi tong.
Bahkan para joki mengendarai motor dalam posisi horizontal.
Sering pula para joki menyentuh bibir tong seakan ingin menyambar para penonton.
Para penonton pun seperti tidak mau kalah.
Penonton mengulurkan tangan untuk menyawer para joki.
Atraksi yang seperti tidak mungkin terjadi tersebut sebenarnya dapat dijelaskan dengan gaya fisika.
Gaya gravitasi, gaya gesek lintasan, dan gaya normal berpadu sekaligus sehingga membuat motor tidak terjatuh.
Tapi tong setan bukan atraksi yang aman.
Memacu motor dalam kecepatan tinggi dalam posisi yang tidak biasa berisiko terjadinya kecelakaan.
Joki asal Rembang bernama Yogi dikabarkan meninggal dunia mengalami kecelakaan saat beratraksi dalam pertunjuka tong setan di Lamongan pada tahun 2012.
Yogi kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh.
Tubuhnya tertimpa motornya yang dikemudikannya.
Kejadian seperti itu sangat mungkin terjadi.
Apalagi mayoritas para joki tidak mengenakan standar keamanan, seperti helm.
Namun, atraksi berbahaya ini tidak hanya menarik minat para joki pria.
Seorang joki cantik asal Pematang Siantar bahkan namanya sempat mendunia setelah media asing The Guardian mengangkat sosoknya pada 2016.
Karmila Purba telah putus sekolah sejak kes 1 SMA.
Namun pekerjaannya menjadi joki tong setan telah mendatangkan penghasilan Rp 3-4 juta dalam sebulan.
Atraksi tong setan memang telah menjadi magnet bagi para joki sebagai sandaran mencari rezeki.
Seperti kisah para pengendara roda-roda gila yang diangkat dalam sebuah artikel di Nationalgeographic.co.id.
Tiga lelaki remaja yang biasa disebut anak-anak oblo (organisasi bocah lali omah/kumpulan anak lupa rumah) berjuang menarik pengunjung untuk mau mendatangi arena bermain mereka.
Mereka mendirikan wahanya di alun-alun kota, pasar malam Sekaten tengah digelar tahun 2017.
Tong setan sudah seperti rumah perantauan bagi para oblo yang menggantungkan pekerjaan tersebut sebagai harapan bertahan hidup.
Kini, hiburan rakyat raungan motor para joki sudah jarang terdengar.
Atraksi tong setan sudah jarang ditemui di pasar malam, kecuali pada acara-acara tertentu.
Setidaknya itu yang didiskusikan oleh para Kaskuser sejak tahun 2013 yang menyebut tong setan atraksi maut yang mulai tergerus waktu.
Apakah Anda juga menyadari hal itu?
UPDATE BERITA TERKINI:
LIKE Facebook Surya Arema
FOLLOW Instagram Surya Malang
FOLLOW Twitter Surya Malang
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengenang Masa Jaya Tong Stand 'Setan' Pasar Malam.