Surabaya

Masih Banyak yang Tertipu Berita Hoax, Sumber Masalahnya Adalah. . .

Ciri-ciri berita hoax biasanya yang mengajak pembacanya membenci, fitnah atau rekayasa. Lalu memakai gambar yang tidak berkaitan.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
Mengantisipasi berita hoax, Departemen Mata Kuliah Umum UK Petra Surabaya menggelar acara bertajuk Seminar Anti Hoax “Hoaxbuster: Cerdas Mengelola dan Meneruskan Informasi”, Senin (9/4/2018). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Mengantisipasi berita hoax, Departemen Mata Kuliah Umum UK Petra Surabaya menggelar acara bertajuk Seminar Anti Hoax “Hoaxbuster: Cerdas Mengelola dan Meneruskan Informasi”, Senin (9/4/2018).

Acara berlangsung di Ruang AVT 503 Gedung T UK Petra. Salah satu narasumber yang berkopeten pada penyampaian materi hoax adalah, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan.

Kombes Pol Rudi menjelaskan kepada para mahasiswa, hoax adalah segala informasi yang tidak sesuai dengan aslinya.

Hoax mudah viral jika seseorang dengan sembrono membagikannya tanpa pengetahuan dan tanggung jawab.

"Saat sudah dibagikan ke akun media sosial, bisa jadi dalam waktu singkat sejumlah besar pengguna internet terpapar dengan informasi salah tersebut, situasi ini yang disebut dengan istilah viral," jelasnya.

Pemerintah lanjut Kombes Pol Rudi sudah mengantisipasi hoax melalui perangkat perundangan.

Kepolisian juga sudah melakukan tindakan terkait hoax, seperti preemtif, preventif, dan penegakan hukum.

"Untuk itu para pengguna internet harus menjadi netizen yang cerdas dan bijak. Kepolisian saat ini sudah memiliki cyber patrol yang bekerja 24 jam setiap hari dan juga bekerjasama dengan para ahli. Pelanggar hukum di dunia cyber pasti tertangkap," tegasnya.

Penyebab Banyaknya Berita Hoax

Materi seminar dilanjutkan dengan judul “Let’s Turn Back Hoax” oleh Rovien Aryunia, M.PPO., M.M., Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Wilayah Surabaya.

Rovien menjelakan bahwa hoax meningkat di Indonesia, lantaran rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia.

"Ciri-ciri berita hoax biasanya yang mengajak pembacanya membenci, fitnah atau rekayasa. Lalu memakai gambar yang tidak berkaitan dengan informasi yang disebarkan. Salah satunya menggunakan media abal-abal (yang tidak bertanggungjawab)," katanya.

Sally Azaria, Dosen Departemen Mata Kuliah Umum dan koordinator seminar menutup segmen diskusi dengan kesimpulan bahwa hoax tidak bisa sepenuhnya hilang.

“Kita tidak bisa membuat berita hoax tidak ada. Tetapi yang kita bisa adalah meminimalkan dampak buruk dari hoax. Misalnya cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasi," tutupnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved