Surabaya

Dokter Bunuh Diri di Tunjungan Plaza, Karena Gagal Lolos Pendidikan Spesialis di Unair dan UB ?

Diketahui Michael sempat mengikuti Seleksi Calon Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PS PDS ) FK UB.

Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Pipit Maulidiya
Sebuah mobil ambulan di lokasi bunuh diri di Tunjungan Plaza 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pria yang bunuh diri di Tungan Plaza Surabaya Rabu (11/4/2018) sudah diidentifikasi sebagai Michael Mulyono (29), seorang dokter yang masih muda.

Warga kecamatan Sawahan Surabaya itu ternyata sempat mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB).

Unit Identifikasi Polrestabes Surabaya, Aiptu Pudji Hardjanto mengungkapkan sempat berdialog dengan pihak keluarga terkait riwayat pendidikan Michael.

Diketahui Michael sempat mengikuti Seleksi Calon Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis ( PS PDS ) FK UB.

"Katanya ambil PDS Bedah di UB,nggak tahu sudah selesai apa masih proses," ujarnya, Kamis (12/4/2018) pagi.

Masih menurut Aiptu Pudji, pihak keluarga juga mengetahui Michael sempat mengambil PDS Jantung di Universitas Airlangga namun gagal.

"Selebihnya saya nggak tahu, karena nggak ngobrol banyak tentang itu sama keluarga,"pungkasnya.

Dari sejumlah info yang didapat SURYAMALANG.COM, Michael selama ini diketahui merupakan dokter umum di sebuah klinik.

Sebelumnya diberitakan, Michael Mulyono dibenarkan merupakan alumnus Universitas Airlangga (Unair).

Humas Pusat Informasi dan Humas Unair (PIH), Suko Widodo mengungkapkan berdasarkan data pihak kampus. Michael Mulyono tercatat sebagai mahasiswa angkatan 2007 di Fakultas Pendidikan Kedokteran Unair.

"Info dari data yang di Fakultas Kedokteran, dia mahasiswa angkatan 2007 dan lulus 2012,"ujarnya dikonfirmasi SURYAMALANG.COM.

Michael Mulyono meninggal dunia di loading dock Tunjungan Plaza 6 Surabaya dinyatakan murni bunuh diri.

Unit Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System (INAFIS) atau Unit Identifikasi Polrestabes Surabaya, Aiptu Pudji Hardjanto mengungkapkan jatuhnya Michael bukan kecelakaan.

Pasalnya lantai atas Tunjungan Plaza terdapat pembatas setinggi dada orang dewasa.

"Kalau kecelakaan ngapain kecelakaan di situ masak main-main di situ, " jelasnya.

Luka yang diderita juga luka akibat terjatuh tanpa adanya kekerasan disengaja.

Dalam artian luka terjadi karena benturan akibat terjatuh dari ketinggian.

"Pastinya saat jatuh masih dalam kondisi sadar, karena dalam CCTV juga terlihat kakinya jatuh lebih dulu, tangannya berusaha menahan kemudian tidak sadar, "tegasnya.

Menurutnya, luka yang dialami Michael umum ditemui pada jenazah akibat bunuh diri.

"Karena keluarga ridak mau diotopsi, maka akan segera dipulangkan, "pungkasnya.

Andi Mulyono, ayah Michael hingga pemulangan jenazah enggan berkomentar banyak.

Ia mengungkapkan sempat bertemu anaknya pagi ini.

"Tiap hari ya ketemu. Tapi saya sedang berduka, nggak mau ditanya lagi ya, "urainya.

Hingga saat ini pihak kerabat dan keluarga terus berdatangan ke kamar mayat RSUD dr Soetomo.

Sejumlah rekannya yang juga dokter umum di RSUD dr Soetomo juga berdatangan ke kamar mayat saat mendengar kabar meninggalnya pria kelahiran 17 Oktober 1989 ini.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved