Nasional

Prabowo Subianto Maju sebagai Calon Presiden 2019, Yuk Disimak Rekam Jejaknya

Prabowo Subianto kembali maju menjadi calon Presiden Republik Indonesia dalam Pilpres 2019 mendatang.

Editor: eko darmoko
Tribunnews
Prabowo Subianto 

SURYAMALANG.COM - Prabowo Subianto kembali maju menjadi calon Presiden Republik Indonesia dalam Pilpres 2019 mendatang.

Keputusan itu diambil saat Rakornas Gerindra, Rabu (11/4/2018).

"Partai Gerindra secara resmi mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden," ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan, Rabu (11/4/2018).

Majunya Prabowo Subianto berdasarkan aspirasi dari seluruh kader Gerindra.

Para kader menyampaikan aspirasi tersebut kepada Prabowo.

"Sebanyak 34 ketua DPD tingkat provinsi Partai Gerindra, 529 ketua DPC tingkat kabupaten, serta 2785 orang anggota DPRD kabupaten/kota, dan 251 orang anggota DPRD tingkat provinsi, dan 73 anggota DPR RI secara bergantian menyampaikan aspirasi konstituen yang menginginkan Prabowo Subianto maju calon presiden," ucap Muzani.

Rakornas Partai Gerindra digelar di Hambalang, Bogor, Jabar.

Prabowo sendiri mengaku siap menjalankan mandat dari kader. Ia siap maju pilpres.

"Dengan segala tenaga saya, dengan segala jiwa dan raga saya, seandainya Partai Gerindra memerintahkan saya untuk maju dalam pemilihan presiden yang akan datang, saya siap melaksanakan tugas tersebut," ujar Prabowo.

Langkah Prabowo Subianto untuk duduk di kursi Istana Presiden tidak kali ini saja.

Sebelumnya, 9 Mei 2008, Partai Gerindra mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu 2009 pada KPU.

Belakangan, setelah terjadi proses tawar menawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri.

Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'. Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni Lembaga Survei Indonesia, Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis, CIRUS, Lembaga Riset Informasi, dan Quick Count Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, dan Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran.

Hasil perhitungan manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat.

Lima tahun kemudian, pada tanggal 17 Maret 2012, Prabowo menerima mandat dari 33 Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra untuk maju pada pemilihan presiden 2014.

Pemberian mandat dilakukan di Desa Bojong Koneng, Jawa Barat.

Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014.

Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat.

Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya, tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas Partai Gerakan Indonesia Raya yang sangat rendah.

Di Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014, Gerindra meraih posisi ketiga, dengan meraih 11,58 persen, sementara PDIP meraih 19,52 persen dan Golkar 15,22 persen berdasarkan perhitungan cepat Kompas hingga 9 April 2014.

Prabowo Subianto menghadirkan "Enam Program Aksi Transformasi Bangsa" dalam kampanyenya.

Apabila terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, ia ingin membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur, melaksanakan ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamatan sumberdaya air, meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya, membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup, dan membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.

Prabowo waktu itu maju bersama Hatta Rajasa. Sementara lawannya adalah pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla.

Akhirnya, Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai peraih suara terbanyak Pemilu Presiden 2014.

Keduanya meraih kemenangan 70.997.85 suara (53,15 persen) pada Pemilu Presiden 2014.

Jumlah itu berselisih 8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang meraih 62.576.444 suara (46,85 persen).

Ke depan, Prabowo Subianto akan kembali bertemu dengan Jokowi dalam Pilpres 2019.

Siapa calon wakil presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, hingga saat ini belum diperoleh informasi tokoh-tokoh nasional yang digadang-gadang masuk dalam bursa cawapres. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved