Universitas Muhammadiyah Malang

Cerita Aliya Putri, Mahasiswi UMM Sepulang dari Amerika

Rizka Aliya Putri, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), baru saja kembali dari Chicago, Amerika Serikat, 24 April 2018.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
Rizka Aliya Putri, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), baru saja kembali dari Chicago, Amerika Serikat, 24 April 2018. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Rizka Aliya Putri, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), baru saja kembali dari Chicago, Amerika Serikat, 24 April 2018.

Ia menjadi salah satu dari 37 delegasi seluruh dunia di Global Engagement Summit (GES) 2018 pada 15-22 April 2018.

Alumnus SMAN 8 Kota Malang ini merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia di kegiatan itu. Penyelenggaranya adalah anggota organisasi GES dari North Western University, Evanston, Amerika Serikat.

"Saya senang hasil dari pertemuan disana, saya dapat mentorship untuk mengembangkan proyek aku," jelas Rizka kepada SURYAMALANG.com, Senin (30/4/2018). Proyeknya adalah Teman Bicara. Ini sebuah program untuk orang yang mendapat gangguan kesehatan mental, misalkan kena bullly.

Dengan ada pendampingan, maka proyeknya bisa berjangka panjang dan ada dampaknya. Model pendampingannya antara lain bisa lewat Skype tiap minggu agar bisa diketahui progresnya. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM ini awalnya mengerjakan proyek Teman Bicara untuk tugas kuliah semester 6.

Ia bekerjasama dengan RS, psikolog dan terapis. Kemudian ia mengembangkan lagi agar lebih memperluas pasarnya. Kata gadis kelahiran Malang, 23 Januari 1997 ini, jika ada mental health disorder dan tidak ditangani, maka akan menjadi depresi. Termasuk juga korban bullying.

"Biasanya korban bullying gak mau terbuka karena takut sehingga dia saja. Bahkan guru BK nya mungkin tidak tahu," kata Rizka.

Ia juga pernah pernah merasakan jadi korban bullying. Tanpa tahu kenapa dijahatin temannya. Bentuk bullying bisa lewat verbal dan menyinggung soal fisik. "Belum lagi cyber bully lewat media sosial," paparnya.

Konsep Teman Bicara nya ini nanti antara lain bermain di IG untuk menaikkan apresiasi lewat konten-konten positif tentang kesehatan mental. Sehingga ada nilai edukatifnya. Kemudian yang kegiatan offlinenya ingin bekerjasama dengan RS, psikolog dan membuat support group.

"Kalaj awal proyek saya dulu saat semester 6 lebih ke seminar dan workshop untuk sosialisasi dan mengisi konten positif di IG," papar dia. Ia ingin menghidupkan Teman Bicara agar bisa menjadi teman bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved