Teroris Serang Jawa Timur

Dita Oepriarti dan Tri Murtono Pernah Besuk Napi Teroris di Lapas Kediri

Keluarga Dita Oepriarti yang menyerang tiga gereja di Surabaya termasuk pernah membesuk napi teroris di Lapas Kediri.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: yuli
kolase Suryamalang
Teroris 

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pelaku bom bunuh diri di depan Mapolrestabes Surabaya ternyata pernah membesuk tahanan napi teroris yang saat ini ditahan di Lapas Kota Kediri.

"Siapa saja yang membesuknya, kami sudah diketahui. Salah satunya yang menyerang Mapolrestabes Surabaya juga pernah besuk di Lapas Kediri," ungkap AKBP Anthon Haryadi, Kapolresta Kediri, Jumat (18/5/2018).

Penyerang di Polrestabes Surabaya adalah keluarga Tri Murtono dan Tri Ernawati bersama tiga anaknya. Namun, satu anaknya yang masih kecil selamat.

Menurut Anthon Haryadi, keluarga Dita Oepriarti yang menyerang tiga gereja di Surabaya termasuk pernah membesuk napi teroris di Lapas Kediri.

Untuk itu Kapolresta Kediri mengajak semua elemen masyarakat untuk bergandeng menjaga kamtibmas di Kota Kediri. Termasuk peningkatan penjagaan tempat ibadah yang akan menggelar misa.

"Bermula dari Kota Kediri muncul Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Panguyuban Antar Umar Beragama (PAUB)," tambahnya.

Satu napi teroris yang menghuni Lapas Kediri berasal dari Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Napi ini sudah setahun terakhir dipindahkan ke Lapas Kediri dari lokasi semula ditahan di Lapas Medaeng.

Pjs Wali Kota Jumadi, Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi dan Dandim Kediri Letkol Agung.
Pjs Wali Kota Jumadi, Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi dan Dandim Kediri Letkol Agung. (didik mashudi)

Sebelumnya Pjs Wali Kota Kediri Jumadi mengharapkan partisipasi dari masyarakat untuk mencegah paham radikalisme menyebar ke masyarakat. Upaya itu dapat diwujudkan dari tingkat terkecil rumah tangga, RT, RW dan lingkungan.

"Kalau ada upaya partisipatif dari masyarakat merupakan upaya preventif yang sangat luar biasa. Bagaimana lingkungan RT dan RW juga ikut mengawasi," jelasnya.

Selain itu Pemkot Kediri bakal menggandeng para tokoh agama untuk melakukan pembinaan.

Pascakejadian di Kota Surabaya, Pemkot Kediri terus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan deteksi dini. Termasuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi di Kota Kediri.

Jumadi juga menegaskan upaya deteksi dini dan selalu waspada sangat penting. "Kita tidak boleh takut, dan kecermatan kita untuk menguasai lingkungan terkecil menjadi lebih penting," tambahnya.

Karena semua kejadian berawal dari rumah tangga. Kalau lungkungan terkecil mulai dari dasa wisma, RT dan RW lebih cermat dapat diantisipasi," harapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved