Jendela Dunia
Misteri Ribuan Tahun Terungkap, Senjata Firaun Mesir Bukan Berasal dari Bumi, Tapi dari Dunia Lain
Tutankhamun merupakan seorang firaun Mesir dari dinasti ke 18, dan memerintah antara 1332 SM dan 1323 SM.
SURYAMALANG.COM - Pada tahun 1907, Pangeran Carnarvon George Herbert meminta seorang arkeolog Inggris sekaligus ahli kimia Howard Carter untuk mengawasi proses penggalian di situs Mesir kuno di Lembah Para Raja.
Pada tanggal 4 November 1922, kelompok Carter ini berhasil menemukan petunjuk yang mengarah pada keberadaan makam Tutankhamun.
Mereka kemudian menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk menelusuri petunjuk itu.
Hingga akhirnya pada Februari 1923 mereka berhasil menemukan sarkofagus, tempat yang digunakan untuk menyimpan mumi.
Baca: Tanpa Diedit, Foto Nagita Slavina ini Bikin Warganet Heran dan Geleng Kepala
Baca: Gak Cuma Kabar Baik, Ini Kabar Buruk Bagi PNS di Tahun 2018 yang Wajib Disimak
Baca: Dul Ingin Taaruf Dan Menikah Muda, Ini Tanggapan Maia Estianty
Baca: Ada-ada Saja! Ditilang Polisi, Pemuda ini Malah Pura-pura Kesurupan, Videonya Viral
Inilah awal dari temuan makam Tutankhamun atau King Tut.
Ia merupakan seorang firaun Mesir dari dinasti ke 18, dan memerintah antara 1332 SM dan 1323 SM.
Dia diketahui merupakan putra Akhenaten dan naik tahta pada usia sembilan atau sepuluh tahun.
Saat dia menjadi raja, dia menikahi saudara tirinya, Ankhesenpaaten.
Dia meninggal pada usia 18 tahun dan penyebab kematiannya tidak diketahui.
Baca: Dikenal Misterius, Ternyata Roy Kiyoshi Penggemar Idol K-Pop, Saya Mencium Bau-Bau ARMY
Baca: Pantas Dikira Royal Wedding, Harga Gaun Greg Nwokolo & Kimmy Jayanti Ternyata Bikin Melongo
Baca: Cantiknya Pengantin Perempuan Pemain Madura United Greg Nwokolo, Ternyata Seorang Model
Baca: Wow, Cuma Aksesoris, Jessica Iskandar dan Laudya Cynthia Bella Membelinya Seharga Rumah KPR
Adapun bersamaan dengan temuan itu, ditemukan pula sejumlah artefak berlapis emas.
Uniknya, berdasarkan penelitian Profesor Peter Pfalzner, dari Universitas Tubingen di Jerman, diketahui bahwa artefak-artefak itu bukan dibuat di Mesir.
Melainkan berasal dari Suriah Kuno.
Kesimpulan itu diperoleh dari hasil penelitian terhadap motif artefak yang berbeda.
Baca: Cucu Aa Gym Sempat Tinggal di Yaman Sebelum Meninggal, Ternyata Penyakit ini Sedang Mewabah Disana
Baca: Maia Estianty Dan Ahmad Dhani Datang Bersama Saat Kelulusan Dul. Maia:
Baca: Jadi Menantu Kerajaan Meghan Markle, Tidak Boleh Ucap 8 Kata Ini, Termasuk Toilet?
Baca: Daftar 11 Jenderal Polisi & TNI di Lingkungan Jokowi, Berikut Sosok Serta Posisinya di Pemerintahan
"Ini sekali lagi menunjukkan peran besar yang dimainkan oleh orang-orang Siria kuno dalam penyebaran budaya selama Zaman Prunggahan," katanya sebagaimana dilansir Mail Online.
Fakta menarik lainnya yakni keberadaan artefak yang bahan dasarnya ternyata bukan berasal dari bumi, melainkan dari dunia lain yang letaknya jauh dari planet bumi.
Dikutip dari Live Science, beberapa artefak itu antara lain pisau belati dan perhiasan yang terbuat dari material langka pada zaman perunggu.
Menurut sebuah penelitian terbaru, perajin kuno membuat artefak logam ini dengan material besi dari luar angkasa yang dibawa ke bumi oleh meteorit.
Baca: Meninggal Secara Tiba-Tiba, Cucu Aa Gym, buat Ibunya Ghaida Tsurayya Tulis Pesan ini
Albert Jambon, seorang ilmuwan arkeologi Perancis dan seorang profesor di Universitas Pierre dan Marie Curie, di Paris menyimpulkan bahwa para perajin kuno ini tahu benar bahan apa yang paling bagus untuk dijadikan perhiasan atau senjata.
Sehingga mereka pun mencari batu meteorit untuk mendapatkan material tersebut.
"Besi dari Zaman Perunggu itu berasal dari meteorit, ini membantah anggapan bahwa mereka melakukan peleburan besi di zaman perunggu," tulis Jambon dalam penelitian tersebut.
Ia yang sudah melakukan pengujian terhadap belati kuno, termasuk yang berasal dari makam Tutankhamun, menemukan fakta sebenarnya.
Melalui pemindaian spektrometri sinar-x (XRF), diketahui bahwa belati kuno itu terbuat dari material yang mengandung hampir 11 persen nikel dan jejak kobalt.
Sebuah komposisi yang merupakan karakteristik besi dari luar angkasa yang ditemukan di banyak meteorit besi yang telah jatuh ke Bumi.
Sebagian besar meteorit besi yang menghancurkan Bumi setiap tahun diperkirakan terbentuk di inti logam planetesimals, badan kecil di cakram cakram protoplanet yang mengorbit matahari pada tahap awal tata surya.
Akibatnya, meteorit ini mengandung kadar nikel atau kobalt tinggi.
Baca: Pengakuan Kakak Terinspirasi Kisah Cinta Adara-Rasyid Rajasa, Tetap Menikahi Meski Tau Sakit Ganas
Baca: Resmi Dinikahi Greg Nwokolo, Begini Perasaan yang Menyelimuti Kimmy Jayanti
Baca: Tidur di Rumah yang Terbakar, Wanita Mojokerto Ini Masih Selamat
Baca: Pantas Sudah Tajir Sejak Lahir, Ternyata Ini Keluarga dan Orangtua Ashanty
Sebaliknya, zat besi yang berasal dari proses peleburan mengandung kurang dari 1 persen nikel atau kobalt, jauh lebih kecil dari tingkat yang ditemukan di batuan ruang yang kaya zat besi.
Jambon menggunakan penganalisis XRF portabel untuk memindai benda besi kuno lainnya dan meteor besi di museum, serta besi dalam koleksi pribadi di Eropa dan Timur Tengah.
Penelitiannya menunjukkan bahwa semua besi di artefak yang diuji berasal dari meteorit, dan bukan dari peleburan terrestrial.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa meteorit besi adalah satu-satunya sumber logam utama sampai ditemukannya besi peleburan dari bijih besi terestrial, yang kali pertama dipraktikan sekitar 3200 tahun yang lalu di Anatolia dan Kaukasus.
Albert Jambon juga pernah meneliti benda besi paling kuno yang pernah ditemukan, semisal butiran besi lembaran dari Gerzeh di Mesir, bertanggal 3200 SM.
Sebuah kapak dari Ugarit di pantai utara Suriah, bertanggal 1400 SM. Sebuah belati dari Alaça Höyük di Turki, bertanggal 2500 SM, dan tiga benda besi dari makam Tutankhamun, tertanggal 1350 SM, berikut belati, gelang dan sandaran kepala.
Baca: Brigjen Khrisna Murti Unggah Video Tentara Lepaskan Bom dari Tubuh Anak Kecil, Si Anak Ketakutan
Baca: Ganggu Pemuda yang Pacaran, Preman Ini Kena Apes, Motornya Menabrak Lalu Masuk Penjara
Namun begitu, sejumlah arkeolog mengatakan bahwa artefak-artefak itu bisa saja dibuat dari besi peleburan pada 2000 tahun sebelum teknologinya tersebar pada masa awal zaman besi. Bisa karena tak disengaja, atau karena memang dari hasil eksperimen.
Akan tetapi Albert Jambon mengatakan berdasarkan temuan penelitian, tidak ada bukti kuat bahwa besi peleburan dikenal hingga zaman besi sekitar 1200 SM.
Sementara tunggu peleburan besi tertua yang pernah ditemukan, berasal dari tahun 930 SM di Tell Hammeh, Yordania.
"Kami tahu dari teks bahwa selama Zaman Perunggu, besi dinilai 10 kali lipat lebih berharga dari emas," katanya.
"(Tapi) di awal Zaman Besi, harganya turun drastis menjadi kurang dari tembaga, dan inilah alasan mengapa besi menggantikan perunggu dengan cukup cepat," tambahnya.
Analisisnya juga menunjukkan bahwa belati, gelang dan sandaran Tutankhamun setidaknya terbuat dari besi dua jenis meteorit yang berbeda.
Hal ini menunjukkan bahwa ada proses pencarian aktif yang dilakukan untuk menemukan meteorit besi yang berharga di zaman kuno.