Teroris Serang Jawa Timur

Kapolri dan Panglima TNI ke Surabaya, Teruskan Perang Melawan Terorisme

Radikalisme masih berkembang di sekitar kita. Perlu adanya keterpaduan, antara masyarakat dengan aparat untuk membendung pengaruh radikalisme.

Penulis: fatkhulalami | Editor: yuli
fatkhul alami
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, ke Surabaya untuk menghadiri silaturahmi dan buka bersama dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Jatim di Polrestabes Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Peristiwa serangan bom bunuh diri dua pekan lalu sangat mengusik ketenangan dan kemanan masyarakat Surabaya.

“Peristiwa serangan bom sangat mengejutkan Surabaya. Dari peristiwa ini ada hikmah, Surabaya harus mengambil pelajaran menghadapi dan menangani bahaya terorisme dan radikalisme,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Surabaya, Kamis (31/5/2018).

Tito bersama Panglima TNI,  Marsekal Hadi Tjahjanto, ke Surabaya untuk menghadiri silaturahmi dan buka bersama dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Jatim di Polrestabes Surabaya.

Silaturahmi ini juga dihadiri Gubernur Jatim, Soekarwo, Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, dan Pangdam V/Brawijaya, Majen TNI Arif Rahman. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, juga ikut terlihat dalam acara ini.

Selain pejabat tersebut, ada beberapa pimpinan TNI AD, AL, AU, pejabat lembaga lainnya dan para ulama. 

Menurut Tito, polisi bergerap cepat pasca peristiwa bom di Surabaya. Termasuk terus menindak dan menangkap orang-orang yang diduga pelaku teroris.

Hingga kini sedikitnya sebanyak 41 orang terduga teroris ditangkap di beberapa tempat di Indonesia dan masih berlangsung.

"Sampai hari ini, sudah ada 41 orang tertangkap. Dari 41 orang, empat tewas karena  melawan petugas," kata Tito di hadapan Forpimda Jatim dan uandangan lainnya.

Selain itu, Tito juga mengaku mendapat laporan ada salah satu terduga pelaku teroris di Probolinggo yang menyerahkan diri ke Polres Probolinggo. Dia merasa dikejar-kejar petugas.

Meski sudah puluhan orang ditangkap, penanganan dan penindakan terorisme serta paham radikalisme tidak boleh berhenti.

Polisi dan TNI harus terus bersinergi dan bersatu melawan dan menindak. Ternyata belum cukup, Polisi dan TNI juga butuh sinergi dengan lembaga, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Terorisme dan radikalisme harus dilawan bersama, apalagi terhadap sudatu ideologi. Polisi tidak bisa melakukan sendiri dan pakai kekerasan, butuh peran pemerintah, tokoh agama dan masyarakat,” ucap Tito.  

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan, masyarakat Indonesia, khususnya di Surabaya tidak boleh takut dengan aksi terorisme. Peristiwa di Surabaya itu harus selalu membuat masyarakat waspada. 

"Radikalisme masih berkembang di sekitar kita. Perlu adanya keterpaduan, antara masyarakat dengan aparat untuk membendung pengaruh radikalisme," tutur Hadi.

Menurut Hadi, peran kepolisian dan TNI melalui Babinasa dan Babinkabtibmas harus terus digiatan. Mereka harus bersinergi dengan organisasi masyarakat (Ormas), kelompok lain dan RW dan RT.

“Tidak boleh kalah dan takut menghdapi teroris, mari bersama-sama menghadapi dan menindaknya,” cetus Hadi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved