Nasional

Lokasi Wa Tiba Ditelan Ular Sepanjang 7 Meter Diduga Sarang Ular, Sempat Jadi Pemukiman Warga

Inilah Lokasi Wa Tiba Ditelan Ular Sepanjang 7 Meter, Sempat Jadi Pemukiman Warga dan Diduga Jadi Sarang Ular

Editor: Adrianus Adhi
Istimewa
Berita Ular Ditemukan Warga 

SURYAMALANG.com - Wa Tiba, seorang wanita berusia 54 tahun asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara diketahui tewas setelah dimakan ular piton.

Peristiwa ini diketahui pada Jumat 15 Juni 2018, tepat di Hari Raya Idul Fitri.

Detik-detik penemuan Wa Tiba itu juga sempat diabadikan warga melalui video.

Dalam video tersebut, diketahui rombongan warga dibuat terkejut dengan kehadiran ular sepanjang 7 meter di tengah ladang.

Mereka kemudian menangkap, lalu membelah isi perut ular itu.

Baca: Tak Mau Kalah, Begini Baju Lebaran Ibu Syahrini, Netizen Sebut Mereka Keluarga Tercetar

Baca: Begini Kondisi Tubuh Wa Tiba, Ibu Rumah Tangga Setelah Ditelan Ular Sepanjang 7 Meter, Ngeri!

Baca: Cerita Intel Kopassus di Markas GAM, Ditembaki Hingga Diminta Selamatkan Istri Panglima GAM

Berikut videonya:

Dilansir SURYA MALANG dari Kompas.com, lokasi ditemukannya ular sanca yang memakan seorang wanita bernama Wa Tiba (54) di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara dikenal sebagai sarang ular.

Kepala Desa Persiapan Lawela, Faris, mengatakan, lokasi ditemukan almarhum selama ini diduga sebagai sarang ular.

"Lokasinya tebing dan berbatu ditambah tidak air, jadi warga pindah di lorong gea tempat tinggal sekarang.

Dulu memang tempat sembunyinya ular, cerita-cerita orang tua dulu ular bisa dikendalikan dan mereka disembunyikan jauh dari tempat tinggal warga," ungkapnya.

Sebelumnya, lokasi tersebut merupakan pemukiman pertama warga.

Warga kemudian pindah satu kilometer di Desa Persiapan Lawela saat ini.

Warga memilih pindah karena lokasi didominasi bebatuan dan tidak ada sumber air.

Kapolsek Kotobu Iptu Hamka mengungkapkan, ular tersebut ditemukan di kebun dan terlihat tidak bisa masuk ke dalam sarangnya karena bagian perutnya membesar setelah memakan manusia.

Warga dan anggota kepolisian menemukan ular yang tidak bisa bergerak sekitar pukul 09.30 Wita.

Ular lalu dibunuh dan ditarik ke kampung tepat di depan rumah korban.

Warga membelah perut ular itu.

Setelah dibelah, korban ditemukan di dalam perut ular tersebut sudah tak bernyawa dalam kondisi masih menggunakan celana panjang dan kaus lengan panjang.

Kulit tubuh korban terlihat hitam.

Baca: Ayu Ting Ting dan Nagita Slavina Kompak Lakukan Hal Sama Saat Hari Lebaran

Baca: Jarang Tersorot, Hotman Paris Akhirnya Pamer Sosok Istrinya Setelah Belikan Bar Besar di Bali

Baca: Fantastis! Segini Duit Lebaran Ayu Ting Ting Untuk Tetangga & Keluarga, Bisa Seharga Rumah KPR

Baca: Raline Shah Ucapkan Selamat Lebaran, Warganet Malah Gagal Fokus Sama Videonya

 Penjelasan LIPI

Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.

Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut. 

"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon. 

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan.

Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.

"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut. 

Konflik piton dan manusia

Konflik piton dan manusia pernah terjadi di Sulewasi pada tahun 2017. Untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terulang, Amir menghimbau masyarakat untuk mengajak anjing saat pergi ke kebun.

"Lokasi kebun milik perempuan tersebut dekat dengan hutan dan saat itu sudah malam sehingga korban tidak mengetahui keberadaan ular. Anjing akan membantu apabila ada ancaman dari hewan liar di sekitar manusia," kata Amir.

Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa piton di wilayah Sulawesi merupakan predator tertinggi dalam rantai makanan.

Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan agar ular tidak mencari mangsa lainnya. 

"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya. Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat. Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.

Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang memiliki kemampuan adaptasi mumpuni. 

"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.

"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.

Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah. 

"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ular Sanca Telan Seorang Wanita, Lokasi Dikenal sebagai Sarang Ular

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved