Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa UMM Bikin Mesin Cuci Tanpa Energi Listrik tapi Pakai Tenaga Gowes

Mesin cuci gowesnya masih prototipe. Masih perlu dikembangkan lagi, termasuk untuk menggerakkan pengeringnya.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
Mesin cuci tenaga gowes buatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). 

SURYAMALANG.COM, DAU - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat mesin cuci gowes tanpa listrik. Mesin cucinya disambungkan dengan sepeda angin.

"Mesin cuci gowesnya masih prototipe. Masih perlu dikembangkan lagi, termasuk untuk menggerakkan pengeringnya," jelas Arfian Sinatrya Darussalam kepada suryamalang.com, Minggu (24/6/2018).

Katanya, prototipe ini dikembangkan oleh 10 mahasiswa dari dua kelompok untuk tugas kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk di prodi Teknik Industri Fakultas Teknik UMM. Ide awalnya dari karena pembayaran listrik makin mahal karena adanya penghapusan subdisi.

"Juga, ibu rumah tangga kan jarang ada waktu olahraga. Jadi, sambil menggowes, bisa juga buat mencuci baju," paparnya. Hasil cuciannya, lanjut dia, gak kalah dengan yang menggunakan mesin cuci listrik. Sedang biaya produksinya masih agak mahal ketika membuat mesin cuci gowes prototipe ini.

Sebab membeli mesin cuci bekas Rp 500.000 dan sepeda angin bekas. Tapi jika sudah memiliki mesin cuci bekas dan tak terpakai bisa lebih murah lagi. "Kedepan, kami ingin bisa minimalis bentuknya. Hanya tabungnya saja. Jadi gak sama kotak mesin cucinya," katanya. Di Jepang, memang sudah ada yang mengembangkan. Namun di Indonesia belum.

Untuk membuatnya, maka mesinnya dilepas semua. Sebagai penggantinya, penggeraknya dengan gir untuk memutar bagian dalam mesin cuci. Kemudian kaki digerakkan untuk menggowes sepeda. "Rencana ke depan mau diikutkan ke PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) bidang karsa cipta. Siapa tahu bisa didanai oleh Kemenristekdikti," paparnya.

Para mahasiswa ini dibimbing oleh dosen Muhammad Lukman. Arfian menyatakan, kendala pembuatannya pada waktunya karena merupakan tugas kuliah sekitar dua bulan. Saat ini mesin cuci gowes masih di pakai secara pribadi oleh Arvian dan teman-temannya di kos.

Sementara Dian Palupi Restuputri, Sekretaris Prodi Teknik Industri menambahkan mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk menjadi awal dari mahasiswa menghasilkan suatu karya. Baik memodifikasi yang sudah atau membuat karya baru yang belum pernah ada sebelumnya.

“Keterampilan jurusan teknik industri salah satunya adalah membuat suatu produk yang mana nantinya dapat diaplikasikan baik untuk dunia industri maupun masyarakat," jelas Dian terpisah. Arfian berharap ke depan produknya bisa bermanfaat buat masyarakat. Terutama memanfaatkan mesin cuci bekas.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved