Malang Raya

Mahasiswi Asal Malang Tewas di Jerman, Kementerian Luar Negeri Bantu Pemulangan Jenazah

Mahasiswi asal Kota Malang, Shinta Putri Dina Pertiwi, yang sedang kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman, dikabarkan meninggal dunia di danau kampus

Editor: eko darmoko
IST
Shinta Putri Dina Pertiwi 

Shinta di SMAN 7 Kota Malang dulu jurusan IPA.

"Sebelum bapak ibunya tahu, sekolah telah dimintai data no induk dsb," jelasnya.

Diana Muhayati, teman ibunya Shinta, Umi Salamah menyatakan sudah takziah ke rumah duka, di Jl Bandulan, Kota Malang.

"Kalau mengenal dekat Shinta ya gak. Cuma sekilas anaknya santun. Itu pun sudah lama sebelum dia ke Jerman," kata guru SMK ini. Ibunya adalah kakak kelasnya di IKIP Malang dulu.

Baca: Ibu Shinta Baru Kirim Rp 150 Juta, Kini Harus Tanggung Biaya Pemulangan Jenazah dari Jerman

Baca: Pengakuan Ibu Mahasiswi Asal Malang yang Tewas di Danau Trebgaster, Bavaria Jerman

Baca: Pemulangan Jenazah Mahasiswi Asal Malang yang Tewas di Danau Trebgaster, Bavaria Jerman Terkendala

Diberitakan sebelumnya, Shinta Putri Dina Pertiwi yang sedang menempuh kuliah di Universitas Bayreuth, Jerman. Shinta meninggal di Danau Trebgaster, Bavaria.

Shinta yang beralamat di Bandulan Gang 12, Sukun, Kota Malang ini sudah lima tahun tidak pulang ke Kota Malang. Ibu almarhumah, Umi Salamah saat ditemui di kediamannya menjelaskan, Shinta berkomitmen tidak pulang sebelum pendidikannya selesai.

“Dia memang komitmen tidak pulang sebelum kuliahnya tuntas,” ujar Umi, Minggu (12/8/2018).

Shinta menempuh pendidikan S1 di Universitas Leipzig. Di sana ia mengambil jurusan kedokteran. Kemudian ia melanjutkan pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth. Ia salah satu siswa berprestasi yang mendapat beasiswa ke sana.

Menurut laporan dari media Jerman, Neue Presse Coburg, Shinta dilaporkan hilang sejak Rabu (8/8/2018) oleh dua orang temannya yang pergi bersama ke danau di dekat kampus. Shinta saat itu sedang mandi di sebuah danau kampus. Ia mandi bersama seorang rekannya yang berasal dari Maluku.

Pada sore hari, seorang temannya yang lain tidak bisa menemukan Shinta di sekitar danau. Merasa khawatir, temannya itu kemudian memanggil Shinta dengan pengeras suara. Namun upaya itu juga tidak berhasil.

“Shinta tidak bisa ditemukan teman-temannya sehingga melapor ke pengawas danau untuk dibantu mencari. Semua peralatan canggih dikerahkan, mulai dari helikopter hingga kapal selam mini untuk mencari Shinta,” imbu Umi.

Pencarian terus dilakukan hingga tengah malam, sebanyak 100 personel tim rescue dikerahkan. Meski dengan alat canggih seperti sonar deteksi, deteksi panas hingga kapal selam mini, namun jasad Shinta belum bisa ditemukan. Akhirnya pencarian tersebut harus terhenti pada Kamis pukul 1.00 setempat.

Pagi harinya, tim operasi kembali melanjutkan pencarian. Tim kesulitan mencari korban karena luasnya danau dengan panjang 680 meter dan lebar 220 meter tersebut. Belum lagi kedalamannya lebih dari empat meter.

Namun upaya keras tim penyelamat itu membuahkan hasil setelah menemukan korban sekitar 30 meter dari darat. Begitu ditemukan, jenazah sempat diidentifikasi sebelum seorang rekannya sesama mahasiswa memastikan kalau jenazah adalah Shinta. Korban kemudian dievakuasi dan diselidiki polisi setempat.

Saat ini jenazah Shinta masih disemayamkan di rumah duka di kawasan Kumbalch. Autopsi rencananya dilakukan awal pekan depan. Shinta dijadwalkan tiba di Kota Malang pada Jumat atau Sabtu pekan depan.

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved