Kelahiran Bayi Bermata Satu di Mandailing Natal Sumatera Utara Cesar & Tak Menangis
Kondisi Terbaru Bayi Bermata Satu di Mandailing Natal Sumatera Utara Lahir Cesar, Detak Jantung Lemah, Lalu Meninggal
SURYAMALANG.com - Bayi perempuan bermata satu yang lahir di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara pada Kamis (13/9/2018) siang meninggal.
Bayi itu meninggal setelah menjalani 8 jam perawatan sejak melahirkan.
Kepala Dinas Kesetahan Pemkab Mandailing Natal Syarifuddin Nasution itu mengungkapkan hal ini sudah diprediksi oleh pihak dokter usai melihat kelainan pada bayi.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain," ungkap Syarifuddin seperti SURYA Malang kutip dari artikel Tribun Medan: Bayi Lahir Bermata Satu di Madina Meninggal, Syarifuddin: Kita Sudah Berupaya, Tapi. . .
Sekadar diketahui, kelahiran bayi perempuan bermata satu di Sumatera Utara ini mengejutkan banyak orang.
Sebagian orang menyebut peristiwa ini merupakan peristiwa ketujuh di dunia.
Berikut fakta-fakta mengenai hal tersebut yang SURYA Malang sarikan dari sejumlah pemberitaan TribunMedan.
Baca: Billy Syahputra Emosi ke Mbah Mijan Gara-gara Hilda, Ini Buntut Video Ijab Kabul dengan Kriss Hatta
Baca: Beredar Foto Krisdayanti dan Cut Tari 27 Tahun Lalu, Biodatanya Juga Diungkap
Baca: Deddy Corbuzier Korek Jumlah Gaji Aprilia Manganang, Ternyata Segini Gaji Atlet Bola Voli Per Bulan
1. Bermata Satu dan Tidak Memiliki Hidung
Bayi perempuan ini lahir secara sesar di RSU Panyabungan.
Selain bermata satu, rupanya bayi tersebut memiliki satu lubang hidung.
Hal tersebut pun mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution.
"Benar, tadi siang sudah kami lihat. Kondisinya sangat memprihatinkan," ujarnya.
Sang ibu bayi, Surianti dan suaminya pun mengaku syok melihat kondisi putri mereka.
Bayi perempuan itu sendiri merupakan anak kelima dari pasangan ini.
Sang ayah diketahui merupakan seorang pekerja tambang.
"Orang tuanya masih sangat syok."
"Mereka juga kurang koperatif dan cenderung menutup diri," imbuh Syarifuddin.
2. Kejadian Ketujuh di Dunia
Syarifuddin mengatakan jika kejadian langka ini merupakan yang ketujuh di dunia.
Terakhir, kejadian serupa pernah terjadi di Mesir, di mana sang bayi meninggal beberapa jam setelah dilahirkan.
"Ini kejadian yang ketujuh. Yang terakhir di Mesir dan meninggal beberapa jam kemudian."
Baca: Biasa Tampil Glamour, Penampilan Ayu Ting Ting saat Gendong Bilqis Curi Perhatian, Lihat Dasternya
Baca: Istri Pria Berkacamata Bongkar Hubungan Suaminya dengan Lina Setahun ini, Katanya Sule Sudah Tahu
Baca: Video Anang - Ashanty Untuk Syahrini Sekilas Biasa Saja, Tapi Ada yang Janggal, Lihat Detik Pertama
"Kalau kata dokter bayi, bayi perempuan itu tidak akan bertahan lama hidup. Kalau yang di Mesir meninggal lima jam setelah dilahirkan," ujar Syarifuddin.
3. Tak Menangis saat dilahirkan
Sementara bayi yang lahir di Mandailing Natal ini lahir dengan berat badan normal.
Namun ia memiliki denyut jantung yang lemah dan tidak menangis saat dilahirkan.
"Lahirnya sesar, tapi tidak prematur. Beratnya 2,4 kilogram."
"Waktu lahir juga tidak bagus, bayinya tidak menangis dan tidak ada gerakan. Denyut jantungnya juga di bawah seratus. Jadi kondisinya sangat parah," ungkap Syarifuddin.
Di Indonesia, kejadian serupa juga pernah juga terjadi di pedalaman Papua Indonesia, tepatnya di di Pustu Avona, Teluk Etna, Kaimana, Papua Barat.
4. Penyebab
Lebih lanjut, Syarifuddin mengatakan jika dokter spesialis yang datang bersamanya sempat mengutarakan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab dari kondisi langka sang bayi.
Di antaranya adalah obat-obatan yang kemungkinan dikonsumsi si ibu, hingga virus.
"Kalau kata dokter spesialis bayi yang tadi melihat bersama kami, ada beberapa kemungkinan penyebab. Pertama bisa jadi karena obat-obat yang dulu dikonsumsi si ibu, kemudian bisa juga karena virus," tuturnya.
5. Pendapat Ahli
Para ahli pun menyebut kondisi seperti ini sebagai Cyclopia.
Dikutip dari Mirror.co.uk 7 Oktober 2015, cyclopia terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata tidak bisa terpisah sehingga bergabung saat lahir.
"Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menjadi pemicunya," ujar Dr Ahmed Badruddin.
Menurutnya, bayi yang lahir dengan kondisi seperti ini sebagian besar memiliki cacat jantung sehingga kemungkinan bertahan hanya hitungan hari saja.
Hal senada disampaikan oleh Peneliti LIPI Anang Setiawan Achmadi yang mengatakan jika bayi dengan syndrome biasanya tidak akan bertahan lama.
“Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan," kata dia.
Ia mengungkapkan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan bayi lahir dengan kondisi seperti itu.
Seperti si ibu pernah terpapar radiasi saat hamil, adapula faktor genetik.
“Secara herediter faktor resesifnya yang muncul,” ujar Anang.
Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclops syndrome pada sang bayi.
“Kalau di manusia bisa saja karena pengaruh obat yang berlebihan. Misalnya obat untuk kehamilan yang bersifat kontradiksi," sambung Anang.
Ia menambahkan, bisa juga penyebabnya adalah pengalaman traumatis saat masa kehamilan.
Baca: Ayu Ting Ting Tak Kuasa Menahan Malu saat Video Jadulnya Diputar, Ada Goyangan Hot Ternyata
Baca: Ashanty Goda ART-nya Habis-habisan saat ketahuan PDKT dengan Pria, Langsung Suruh Pake Krim Merk-nya
Baca: Nia Ramadhani Akui Suka Galak ke Anaknya, Alasannya Simpel, Karena 1 Sifat Ardi Bakrie Ini
“Jadi sebenarnya kompleks,” kata dia.
Diinformasikan National Geographics, kelainan genetik biasanya dsebut-sebut sebagai penyebab cyclopia.
Meski demikian cyclopia juga dapat disebabkan oleh racun yang tertelan oleh ibu selama kehamilan.
6. Meninggal 8 Jam setelah Dilahirkan
Bayi perempuan yang lahir di Mandailing Natal ini dilaporkan meninggal 8 jam setelah dilahirkan. (*)